- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 15 November 2024 | 05:31 WIB
: Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono pada acara sosial Berbagi Bersama Membangun Negeri, yang diselenggarakan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM, di Kota Yogyakarta/Foto: Kementerian Koperasi
Jakarta, InfoPublik – Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, menyebutkan bahwa program Sociopreneur yang sukses dijalankan oleh Koperasi Syariah BMT Beringharjo di Yogyakarta dapat dijadikan percontohan untuk pengembangan koperasi di wilayah lain.
Program tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai inisiatif yang mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ferry pada acara Berbagi Bersama Membangun Negeri, yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM di Kota Yogyakarta pada Kamis (14/11/2024).
"Saya mengapresiasi segenap jajaran Koperasi BMT Beringharjo yang telah menjalankan berbagai program sociopreneur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan prinsip berdikari," ujar Ferry dalam sambutannya.
Program-program sociopreneur yang dijalankan BMT Beringharjo diantaranya adalah Jogjinawi, yang membantu petani mendapatkan harga jual gabah yang layak dan menguntungkan. Program lain adalah Simbah Harjo, yang menyediakan bantuan produktif berdikari untuk usaha angkringan, dengan target mengubah nasib penerima bantuan dari mustahik (penerima zakat) menjadi muzaki (pemberi zakat).
Selain itu, ada juga Depo Simbah Harjo, yang memanfaatkan dana zakat, infaq, dan CSR untuk mendirikan unit usaha yang mengalokasikan 80 persen keuntungan untuk mendukung pedagang angkringan Simbah Harjo.
Ferry menilai bahwa penyaluran dana bergulir oleh LPDB-KUMKM, yang dikembangkan oleh BMT Beringharjo di Pasar Beringharjo, telah menciptakan ekosistem yang kuat dan berkelanjutan, serta berkontribusi pada kestabilan ekonomi masyarakat. "Langkah ini sangat mendukung program pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional," kata Ferry.
Ferry juga mengungkapkan bahwa LPDB-KUMKM telah memberikan permodalan yang sangat berharga bagi BMT Beringharjo. Pembiayaan untuk pedagang di Pasar Beringharjo telah mencapai Rp30 miliar, dan akan ada tambahan dana bergulir sebesar Rp15 miliar untuk para pedagang di pasar tersebut. Bahkan, BMT Beringharjo kini telah memiliki beras sendiri, yang diperoleh dengan menampung gabah hasil panen dari petani.
Ferry menambahkan, produk dari Pasar Beringharjo, seperti beras dan sayuran, juga akan digunakan untuk membuat makanan siap saji yang akan didistribusikan kepada siswa dan santri di pesantren. "Saya berharap para pedagang dan BMT Beringharjo dapat berperan aktif dalam program Makan Bergizi Gratis, yang akan membantu menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik," ujar Ferry.
Ketua Pengurus BMT Beringharjo, Mursida Rambe, menjelaskan bahwa koperasi yang dipimpinnya telah berusia 30 tahun dan mengelola dana masyarakat anggota sebesar Rp230 miliar. Mursida mengakui bahwa LPDB-KUMKM telah menjadi penolong utama BMT Beringharjo, terutama pada masa pandemi Covid-19.
“Sejak saat itu, kami terus mendapatkan kepercayaan dari LPDB-KUMKM dalam bentuk dana bergulir. Oleh karena itu, kami menganggap diri kami sebagai mitra terbaik LPDB-KUMKM. Apalagi, kami tidak pernah memiliki pinjaman dari bank,” kata Mursida dengan bangga.
Ferry menutup dengan harapan agar program sociopreneur yang dijalankan oleh BMT Beringharjo bisa diterapkan di koperasi-koperasi lain di seluruh Indonesia. Program ini tidak hanya mendukung perekonomian masyarakat lokal tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ketahanan pangan yang lebih luas di tingkat nasional.