- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 21 November 2024 | 08:30 WIB
: Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso/ foto: humas Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 12 November 2024 | 11:23 WIB - Redaktur: Untung S - 215
Jakarta, InfoPublik – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso akan menghadiri rangkaian pertemuan APEC Economic Leaders' Week (AELW) 2024, termasuk Pertemuan Menteri APEC 2024 yang akan berlangsung di Lima, Peru, pada 14 November 2024. Mendag Budi juga akan mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2024.
“Pada pertemuan ini, Indonesia berkomitmen untuk memberikan dukungan terhadap Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mendorong APEC memperkuat sistem perdagangan multilateral. Kami juga akan mengikuti pembahasan agenda Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik (FTAAP), dengan fokus untuk mengatasi perbedaan di antara anggota Ekonomi APEC,” ujar Mendag Budi dalam keterangannya, Senin (11/11/2024).
Tema dan prioritas APEC Peru 2024 adalah "Empower, Include, Grow", yang mencakup:
Selain menghadiri rangkaian pertemuan AELW 2024, Mendag Budi juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah menteri dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Korea Selatan, Kanada, Hong Kong-Tiongkok, Singapura, Australia, dan Selandia Baru. Mendag Budi juga akan mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam sejumlah pertemuan bilateral dengan kepala negara.
APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) adalah forum kerja sama regional yang terdiri dari 21 ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. Fokus utama APEC adalah kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan program peningkatan kapasitas untuk mendorong pertumbuhan serta kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik. Diskusi-diskusi dalam APEC bertujuan untuk mewujudkan perdagangan yang terbuka, inklusif, dan berkelanjutan. Keputusan-keputusan APEC bersifat sukarela dan tidak mengikat, meskipun seringkali memiliki dampak politis.
Anggota ekonomi APEC terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Tiongkok, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam. Ekonomi-ekonomi APEC ini mencakup sekitar 48 persen perdagangan dunia, dengan total nilai USD28 triliun. Selain itu, APEC juga mencakup 62 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, senilai USD59 triliun, dengan jumlah penduduk mencapai 38 persen dari populasi dunia, yaitu sekitar 2,96 miliar jiwa.
Bagi Indonesia, APEC merupakan organisasi penting dalam memperkuat posisi ekonomi negara di pasar global. Pada 2023, total perdagangan Indonesia dengan ekonomi APEC tercatat sebesar USD358,62 miliar. Ekspor Indonesia ke ekonomi APEC mencapai USD188,72 miliar, sementara impor dari ekonomi APEC sebesar USD169,89 miliar. Hal ini menjadikan Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar USD18,63 miliar.
Komoditas utama ekspor Indonesia ke ekonomi APEC meliputi bahan bakar mineral, minyak hewani dan nabati, besi dan baja, mesin elektronik, serta kendaraan. Sementara itu, impor Indonesia dari ekonomi APEC didominasi oleh peralatan mekanis mesin, mesin elektronik, besi dan baja, plastik, barang dari plastik, dan kendaraan.