- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Kamis, 7 November 2024 | 05:59 WIB
: Dua pekerja Pertamina EP Papua Field berbicang usai memeriksa fasilitas di area Pengeboran Sumur Eksplorasi Minyak dan Gas (migas) Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (10/6/2024). Pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001 dilakukan untuk membuktikan keberadaan sumber daya migas dari wilayah timur Indonesia sehingga dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pasokan migas dalam negeri serta mendukung pencapaian target produksi nasional. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww/tom.
Oleh Eko Budiono, Kamis, 7 November 2024 | 09:59 WIB - Redaktur: Untung S - 170
Jakarta, InfoPublik - Kalangan industri minyak dan gas (migas) optimistis bahwa target lifting minyak sebesar 605.000 barel per hari (BOPD) dan lifting atau produksi gas bumi sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dapat dicapai.
Hal itu disampaikan oleh Vice President PetroChina Indonesia, Gusminar, melalui keterangan resmi pada Rabu (6/11/2024).
Optimisme tersebut didasarkan pada berbagai terobosan dalam pengembangan lapangan migas, penerapan teknologi terbaru, serta program reaktivasi sumur idle yang tengah digulirkan oleh pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas, bersama seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas.
“Dorongan dari Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di dalam negeri melalui revitalisasi sumur minyak yang saat ini tidak aktif alias idle disambut baik oleh seluruh KKKS dan industri penunjang migas. Kami optimistis pencapaiannya ke depan akan lebih baik,” kata Gusminar.
Menurut Gusminar, pemangku kepentingan (stakeholders) selama ini telah bekerja keras untuk mengamankan target lifting minyak. Mengacu pada data yang dirilis pemerintah, dari total 44.985 sumur di Indonesia, sebanyak 16.990 sumur masuk dalam kategori sumur idle.
Meskipun tidak semua sumur idle memiliki potensi untuk direaktivasi, sebagian besar sumur tersebut berpotensi untuk dilakukan reaktivasi. “Dengan reaktivasi dan mengoptimalkan kembali sumur-sumur yang ada, kita dapat meningkatkan produksi migas secara signifikan, di samping meningkatkan kegiatan eksplorasi dan pengembangan wilayah kerja (WK) migas. Oleh karena itu, dalam forum ini kami menyampaikan pemikiran, saran, dan rekomendasi untuk mempertahankan serta meningkatkan laju produksi migas nasional,” ujar Gusminar.