Kementan Siapkan Strategi Hadapi Dampak El Nino untuk Peningkatan Produksi Beras

: Foto: Pemkab Karawang


Oleh Isma, Rabu, 16 Oktober 2024 | 17:31 WIB - Redaktur: Untung S - 69


Jakarta, InfoPublik - Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengantisipasi dampak fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan telah menunjukkan hasil yang patut diapresiasi.

Selama 10 bulan masa jabatannya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman fokus pada program peningkatan produksi yang ketat. Langkah ini menjadi jawaban atas kekhawatiran publik terkait kemampuan Indonesia dalam menjaga produksi beras di tengah tantangan iklim ekstrem.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch. Arief Cahyono, menjelaskan bahwa sejak dilantik pada Oktober 2023, Mentan beserta jajarannya telah mengambil langkah mitigasi untuk menghadapi dampak El Nino dengan mengoptimalkan sumber air melalui pompanisasi.

“Sejak November 2023, Pak Mentan telah menyampaikan potensi pergeseran masa tanam dan defisit produksi di awal tahun 2024. Langkah cepat beliau adalah melakukan realokasi anggaran eksternal dan internal Eselon I Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp 1 Triliun. Anggaran ini digunakan untuk penyediaan benih, alat dan mesin pertanian (alsintan), pupuk, dan pestisida,” jelas Arief dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Dalam konferensi pers pada hari Selasa, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras nasional tahun 2024 turun sebesar 760 ribu ton atau 2,43 persen dibandingkan 2023. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa luas panen menurun akibat dampak fenomena El Nino yang menyebabkan mundurnya musim tanam.

Arief membenarkan bahwa keterlambatan masa tanam yang terjadi pada akhir 2023 menyebabkan masa panen raya, yang seharusnya terjadi di bulan Maret-April 2024, bergeser. Konsekuensinya, terjadi defisit produksi di awal 2024 yang akan ditutupi dengan pengadaan beras sebesar 3,5 juta ton dari luar negeri oleh Bulog.

Namun, dengan intervensi pompanisasi dan ketersediaan pupuk yang cukup, setelah panen raya pada April-Mei 2024, produksi bulanan sejak Agustus hingga prediksi Desember 2024 diperkirakan jauh melebihi produksi bulan yang sama pada tahun 2023.

Peningkatan produksi di tengah kekeringan ini menunjukkan bahwa program Penambahan Areal Tanam (PAT) yang digencarkan Kementan pada awal 2024 telah membuahkan hasil. PAT dilakukan melalui optimasi lahan dan pompanisasi untuk meningkatkan indeks pertanaman sawah dari yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun menjadi dua hingga tiga kali dengan memaksimalkan sisa air yang tersedia. "Pemerintah tetap optimis produksi beras akan terus membaik," tegas Arief.

Arief menambahkan, peningkatan produksi juga didukung oleh kebijakan penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Sejak awal 2024, pemerintah telah menambah kuota pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton, dengan prosedur penebusan yang lebih mudah. Petani yang sudah terdaftar untuk mendapatkan pupuk subsidi dapat menebus pupuk dengan menunjukkan KTP asli.

"Dampaknya signifikan. Produksi beras periode Agustus hingga Oktober 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama selama lima tahun terakhir secara berturut-turut," tegas Arief.

Data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi padi pada periode Agustus-Oktober 2022 mencapai 12,55 juta ton, dan pada 2023 tetap di angka yang sama. Sementara itu, di tahun 2024, produksi padi meningkat menjadi 14,73 juta ton.

Jika diakumulasikan, produksi padi semester II/2024 mampu mencapai 23,36 juta ton, meningkat dibandingkan 2022 yang sebesar 22,44 juta ton dan 2023 sebesar 21,63 juta ton.

“Pemerintah terus berupaya dengan optimasi lahan dan indeks pertanaman yang ada, serta mempersiapkan lahan sawah baru melalui cetak sawah seluas 3 juta hektar mulai 2025. Kami optimis bahwa paling lambat dalam tiga tahun ke depan, Indonesia akan kembali swasembada beras, dan dalam beberapa tahun berikutnya akan menjadi negara yang mampu mengekspor beras dan menjadi lumbung pangan dunia,” pungkasnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Fatkhurrohim
  • Selasa, 8 Oktober 2024 | 07:28 WIB
Kementerian Pertahanan Buka Satu Juta Hektare Lahan Pertanian di Merauke