- Oleh Isma
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 08:56 WIB
: Foto: Humas Ekon
Jakarta, InfoPublik – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-4 ASEAN-Australia berlangsung di National Convention Centre pada Kamis (10/10/2024), dengan Delegasi RI dipimpin oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.
Mengawali KTT, Indonesia selaku Koordinator Kerja Sama antara ASEAN dan Australia menyampaikan berbagai capaian penting dalam kemitraan yang telah terjalin selama 50 tahun.
“Australia adalah salah satu mitra yang sangat aktif. Di pilar ekonomi, Australia memainkan peran penting dalam implementasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru,” ujar Wapres Ma’ruf Amin.
Konferensi ini merupakan bagian dari rangkaian pertemuan KTT ke-44 dan 45 ASEAN, yang dihadiri langsung oleh Perdana Menteri Australia Antoni Albanese serta seluruh Kepala Negara ASEAN, kecuali Myanmar yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri.
50 Tahun Kemitraan ASEAN-Australia: Landasan Kerja Sama Baru
Sebagai bagian dari peringatan 50 tahun hubungan ASEAN dan Australia, KTT ASEAN-Australia Perayaan Kemitraan ke-50 telah dilaksanakan pada Maret 2024, dihadiri oleh seluruh Kepala Pemerintahan ASEAN, kecuali Myanmar. Pada pertemuan tersebut, dua dokumen penting diadopsi, yaitu ASEAN-Australia Leaders’ Vision Statement – Partners for Peace and Prosperity dan The Melbourne Declaration – A Partnership for the Future, yang menjadi dasar kerja sama untuk 50 tahun mendatang.
Di bidang politik-keamanan, kerja sama ASEAN dan Australia dalam menangani terorisme serta kejahatan transnasional terus diperkuat. ASEAN juga mengapresiasi dukungan Australia terhadap implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Di pilar sosial-budaya, Australia mendukung peningkatan ketahanan kesehatan, kerja sama pendidikan, dan hubungan antar masyarakat, yang dapat didorong melalui pendirian ASEAN-Australia Center.
Wapres Ma’ruf Amin menekankan pentingnya kolaborasi di ketiga pilar tersebut untuk meningkatkan ketahanan kawasan dan mewujudkan AOIP yang inklusif. Ia juga menyampaikan dua poin utama untuk menghadapi dinamika geopolitik global saat ini.
Pertama, Wapres menekankan pentingnya mendorong perdamaian dan stabilitas global sebagai tanggung jawab bersama antara ASEAN dan Australia.
“Kita harus bekerja sama untuk menghindari konflik dan menjaga kondisi kawasan agar tetap damai,” kata Wapres Ma’ruf Amin.
Kedua, ia menegaskan bahwa hukum internasional harus diterapkan secara adil di seluruh dunia, termasuk dalam isu Palestina, tanpa ada standar ganda.
“Semua pihak harus berupaya mendukung upaya kolaboratif untuk menciptakan perdamaian, bukan memperpanjang konflik, termasuk dengan solusi dua negara dan pengakuan kemerdekaan Palestina,” tegasnya.
Para pemimpin ASEAN mengapresiasi dukungan Australia melalui berbagai inisiatif, seperti Regional Trade for Development Facility (RT4D) yang mendukung implementasi AANZFTA dan RCEP, serta Aus4ASEAN Futures yang telah mendukung lebih dari 30 inisiatif di Pilar Ekonomi ASEAN, termasuk beasiswa dan pelatihan bagi warga ASEAN. Para pemimpin juga mendorong peningkatan hubungan antar masyarakat (people-to-people connection), termasuk peningkatan beasiswa bagi pelajar ASEAN ke Australia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pencapaian penting lainnya dalam kerja sama ASEAN-Australia, yaitu peluncuran Tim Kesepakatan Investasi (Investment Deal Teams) pada KTT ASEAN-Australia di Maret 2024.
Tim ini, yang pada tahap awal berlokasi di Jakarta, Singapura, dan Ho Chi Minh, didukung dengan dana sebesar USD70,2 juta. Tim ini bertujuan mempertemukan ahli dari sektor pemerintah dan swasta, perusahaan rintisan, lembaga penelitian, serta pelaku teknologi untuk mendorong transformasi digital. Selain itu, tim ini akan memfasilitasi akses ke pembiayaan potensial sebesar USD2 miliar yang disediakan oleh Australia.
“Tim ini diharapkan dapat mendorong pembiayaan untuk energi hijau dan investasi dalam transisi energi bersih,” jelas Menko Airlangga.
Sebagai informasi, Australia adalah negara pertama yang menjadi Mitra Wicara ASEAN (1997) dan kemudian menjadi Mitra Komprehensif Strategis (2021). Australia telah menjadi salah satu mitra ekonomi penting bagi ASEAN dengan nilai total perdagangan sebesar USD94,43 miliar dan investasi USD1,6 miliar pada tahun 2023. Kerja sama ini semakin diperkuat dengan penandatanganan 2nd Protocol to Amend the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (2nd AANZFTA) pada masa Keketuaan Indonesia di ASEAN, yang ditargetkan berlaku pada akhir 2024.