- Oleh Isma
- Senin, 11 November 2024 | 21:10 WIB
: Foto: Humas Kementan
Jakarta, InfoPublik – Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Ilwayab, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Yohanes Mahuse, menegaskan bahwa program Cetak Sawah yang direncanakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk 2025 mendatang tidak akan menimbulkan masalah, apalagi sampai merugikan masyarakat adat setempat. Hal itu sekaligus membantah narasi yang beredar terkait potensi penyerobotan tanah ulayat oleh negara atas nama cetak sawah.
Menurut Mahuse, masyarakat adat Merauke kini sudah memahami bahwa isu penyerobotan tanah ulayat tidak benar adanya. Mereka tidak lagi takut bahwa tanah mereka akan diambil alih oleh pihak perusahaan atau negara melalui program cetak sawah.
“Masyarakat sudah tidak takut lagi atau bimbang kalau tanahnya akan hilang diambil oleh perusahaan. Apalagi hak atas tanah ulayat, sama sekali tidak ada peralihan kepada siapa pun dan tetap menjadi milik masyarakat,” ungkap Mahuse dalam siaran pers Kementerian Pertanian yang diterima pada Selasa (24/9/2024).
Mahuse menambahkan bahwa masyarakat adat sepenuhnya mendukung program ini karena mereka memahami bahwa program cetak sawah merupakan bagian dari program strategis nasional yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat Merauke.
“Masyarakat paham betul akan keuntungan yang akan didapat dari pengelolaan lahan cetak sawah di masa depan. Pola bagi hasil yang akan diterapkan juga memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat,” tambahnya.
Dukungan dari TNI AD untuk Swasembada Pangan
Sementara itu, Komandan Satgas Ketahanan Pangan Mabes TNI AD, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, juga memberikan dukungan penuh terhadap program cetak sawah ini. Menurutnya, proyek cetak sawah merupakan proyek nasional yang sepenuhnya didanai oleh negara untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di masa depan.
“Program cetak sawah ini adalah langkah strategis untuk memastikan ketahanan pangan nasional dan mempercepat pencapaian swasembada pangan. Karena itu, kami berharap seluruh pihak, termasuk masyarakat adat, mendukung penuh program ini,” ujar Rizal.
Lebih lanjut, Rizal juga menekankan bahwa cetak sawah akan menjadi solusi yang signifikan dalam mensejahterakan petani di Merauke. Ia optimis program ini akan membawa dampak positif yang besar bagi perekonomian masyarakat setempat, sekaligus menjadi langkah konkret dalam menciptakan kemandirian pangan bagi Indonesia.
“Masyarakat secara umum cukup puas, paham, dan mengerti jalannya program Cetak Sawah 1 Juta Hektare di Merauke, yang pada akhirnya akan mewujudkan kesejahteraan secara utuh bagi mereka,” jelasnya.
Program Cetak Sawah: Harapan Baru Bagi Petani Merauke
Program Cetak Sawah 1 Juta Hektare di Merauke ini dipandang sebagai salah satu solusi utama untuk mengatasi ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan dan mempercepat swasembada pangan. Masyarakat adat Merauke, yang sebelumnya sempat bimbang, kini telah yakin bahwa tanah ulayat mereka tetap akan terlindungi dan tidak akan beralih kepemilikan.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, mulai dari Lembaga Masyarakat Adat hingga Mabes TNI AD, Kementerian Pertanian berharap program cetak sawah itu dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi ketahanan pangan nasional, tetapi juga bagi peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat adat di Merauke.