- Oleh Fatkhurrohim
- Sabtu, 12 Oktober 2024 | 06:33 WIB
: Deputi Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menekankan pentingnya kolaborasi global antara negara maju dan berkembang untuk menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak. Foto. Humas kemenko Marves RI
Oleh Fatkhurrohim, Jumat, 6 September 2024 | 15:23 WIB - Redaktur: Untung S - 255
Jakarta, InfoPublik – Pendekatan kolaboratif antarnegara dalam mengatasi perubahan iklim semakin mendapat sorotan dalam gelaran Indonesia International Sustainability Forum 2024 (ISF 2024). Sejak hari pertama forum itu dibuka, kolaborasi global dipandang sebagai langkah esensial dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Deputi Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, menekankan bahwa kerja sama antara negara maju dan berkembang sangat krusial untuk mencapai target perubahan iklim global.
“Kolaborasi ini bukan pilihan, melainkan keharusan. Tanpa dukungan negara maju, serta akses teknologi dan pendanaan yang memadai, perubahan signifikan sulit tercapai,” ujar Rachmat dalam plenary session di Jakarta International Center, Jumat (6/9/2024).
Rachmat menegaskan bahwa transisi energi menuju sumber yang lebih ramah lingkungan merupakan proses yang kompleks dan memerlukan waktu. Investasi dalam teknologi, riset, serta pengembangan infrastruktur hijau menjadi faktor penting yang harus diprioritaskan dalam upaya ini.
“Transisi energi itu kompleks dan memerlukan waktu. Oleh karena itu, kita harus melihatnya dari berbagai perspektif. Investasi di teknologi, riset, infrastruktur hijau, serta sumber daya manusia menjadi kunci utama keberhasilan transisi ini,” tambah Rachmat.
Lebih jauh, Rachmat juga menyoroti bahwa transisi energi bukan hanya solusi untuk mengatasi krisis iklim, tetapi juga sebagai peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan tanpa mengorbankan akses energi yang terjangkau.
Setiap negara, meski memiliki titik awal yang berbeda dalam hal infrastruktur dan kesiapan teknologi, memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam gerakan global menuju keberlanjutan. Negara-negara berkembang dapat memainkan peran penting dalam upaya ini dengan dukungan internasional yang tepat.
“Kita semua harus beradaptasi—baik dari segi kebijakan, struktur pendanaan, maupun perilaku masyarakat. Tantangan ini melampaui batas politik, dan perlu tindakan kolektif untuk membawa perubahan yang nyata,” tegasnya.
Semangat kolaboratif yang muncul di ISF 2024 membawa harapan baru bagi masa depan global yang lebih baik. Forum ini diharapkan menjadi katalisator bagi perubahan besar dalam penanganan krisis iklim di tingkat global. Rachmat optimis bahwa melalui dialog dan tindakan nyata, negara-negara di dunia dapat bersama-sama membangun keberlanjutan global yang lebih kuat, inklusif, dan tangguh.
ISF 2024 menjadi platform penting bagi negara-negara untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan mengambil langkah-langkah konkret dalam menangani krisis iklim. Dengan upaya ini, diharapkan keberlanjutan global dapat diwujudkan melalui tindakan kolektif yang lebih terkoordinasi dan efektif.