- Oleh Jhon Rico
- Sabtu, 14 Desember 2024 | 22:26 WIB
: Pagelaran Budaya Sadar Bencana yang dihelat di Lapangan Siwa Kompleks Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta/ dok. BNPB.
Jakarta, InfoPublik – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus menyuarakan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi berbagai ancaman bencana. Pesan edukasi kebencanaan itu disampaikan dalam acara budaya sadar bencana bertema Sarpakashakti yang diselenggarakan di Lapangan Siwa, kompleks Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, pada Sabtu (14/12/2024).
Tema Sarpakashakti memiliki makna mendalam, yakni sebagai kuasa alam yang perlu disikapi oleh manusia. Acara ini mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bahaya yang dapat berujung bencana, seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, gempa bumi, tsunami, atau erupsi gunung api.
Acara Sarpakashakti menghadirkan cerita kebencanaan yang disajikan oleh grup seniman yang dipimpin oleh Den Baguse Ngarso, serta penampilan tarian dari Institut Seni Indonesia (ISI) dan hiburan dari band AASOY dan WAWESI. Semua pertunjukan ini mengandung pesan kuat mengenai kesiapsiagaan bencana yang harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kesiapsiagaan: Kunci Mengurangi Risiko Bencana
Sekretaris Utama BNPB, Rustian, dalam kesempatan itu mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana yang ada. Menurutnya, kesiapsiagaan tidak hanya soal infrastruktur atau teknologi, tetapi juga soal bagaimana masyarakat dapat memahami risiko di lingkungan sekitar mereka.
“Kesiapsiagaan bukan hanya soal infrastruktur atau teknologi, tetapi juga bagaimana masyarakat memahami risiko di lingkungannya,” ujar Rustian dalam keterangan resminya. Beliau juga menekankan pentingnya kemampuan masyarakat untuk merespons dengan cepat dan saling mendukung dalam menghadapi situasi darurat.
BNPB, melalui acara Sarpakashakti, berupaya menanamkan budaya sadar bencana sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat. Selain itu, edukasi kebencanaan, latihan evakuasi, dan penguatan nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan nenek moyang juga merupakan langkah konkret dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi bencana.
Mewujudkan Indonesia yang Lebih Aman dan Tangguh
Rustian menyerukan bahwa dengan kesiapsiagaan yang melekat pada setiap individu, Indonesia dapat mewujudkan negara yang lebih aman dan tangguh. Beliau juga menyoroti ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor, yang berpotensi meningkat selama musim hujan. Sebagai contoh, bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat, menjadi perhatian serius dalam upaya mitigasi bencana.
Data dari BNPB hingga 13 Desember 2024 mencatat total 1.942 kejadian bencana alam di Indonesia. Banjir menjadi jenis bencana yang paling banyak terjadi, dengan 976 kejadian, diikuti oleh cuaca ekstrem sebanyak 420 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 336 kejadian, tanah longsor 120 kejadian, kekeringan 54 kejadian, gempa bumi 18 kejadian, gelombang pasang dan abrasi 13 kejadian, serta erupsi gunung api 5 kejadian.
Bencana alam ini telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang terdampak, dengan 469 jiwa meninggal, 58 jiwa hilang, dan lebih dari seribu orang luka-luka.
Pada acara Sarpakashakti, BNPB secara simbolis menyerahkan bantuan dana siap pakai kepada BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta. Bantuan ini diberikan untuk merespons status siaga darurat terhadap bahaya hidrometeorologi basah yang berpotensi melanda wilayah tersebut.
Acara itu juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Sekretaris Daerah DI Yogyakarta, perwakilan Komisi VIII DPR, pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan BNPB, Kepala Pelaksana BPBD DI Yogyakarta, kabupaten dan kota, serta para relawan penanggulangan bencana dan masyarakat setempat. Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.