Lokakarya SheTrades Outlook 2024: Peran Perempuan dalam UMKM dan Perdagangan

: Sekretaris BKPerdag Ari Satria bersama Data and Policy Lead dari program SheTrades Initiative ITC Ma Diyina Gem Arbo dan Development Director Indonesia and ASEAN Amanda McLughlin dalam kegiatan SheTrades Outlook Indonesia 2024 yang diselenggarakan BKPerdag Kemendag di Jakarta pada Rabu (7/8/2024) Foto : InfoPublik/Farizzy Adhy


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Rabu, 7 Agustus 2024 | 17:43 WIB - Redaktur: Untung S - 311


Jakarta, InfoPublik – Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan laporan SheTrades Outlook Indonesia dalam rangkaian kegiatan lokakarya dan diskusi SheTrades Outlook Indonesia 2024. Kegiatan yang berlangsung pada 6-8 Agustus 2024 di Jakarta itu, membahas profil Indonesia dan rekomendasi kebijakan terkait partisipasi perempuan dalam sektor perdagangan.

Sekretaris BKPerdag, Ari Satria, mengapresiasi peran International Trade Centre (ITC) yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, sehingga menjadi tantangan bagi Indonesia dalam memetakan kondisi keterlibatan dan peran perempuan di sektor perdagangan.

“Pendataan dan pemahaman mengenai tantangan, peluang, dan karakteristik perempuan di sektor perdagangan menjadi sangat penting bagi kita semua. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada ITC dan Pemerintah Inggris atas dukungan dalam melaksanakan SheTrades Outlook,” ucap Ari saat memberikan keynote speech pada acara SheTrades Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Kepada InfoPublik, Sekretaris BKPerdag itu menyebut bahwa peran UMKM yang sebagian besar digeluti oleh perempuan sangat penting dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Oleh karena itu, perlunya regulasi yang lebih kuat guna menjaga agar perempuan lebih diuntungkan di sektor perdagangan.

“Kami memahami bahwa UMKM memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pengentasan kemiskinan melalui kontribusinya terhadap produk dalam negeri, penciptaan lapangan kerja, dan konsumsi barang dan produk setengah jadi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM adalah milik perempuan dan memiliki perempuan yang bekerja di dalamnya sehingga perannya sangat signifikan,” tambah Ari.

Ari menambahkan bahwa kegiatan ini dapat menjadi bekal bagi Pemerintah Indonesia dalam membuat kebijakan yang lebih mempermudah perempuan di Indonesia untuk berniaga sehingga tidak lagi terpaku oleh status gender.

“Program ini dapat membekali Indonesia mengenai data sumber daya guna mendorong kebijakan yang lebih inklusif bagi perempuan dalam bisnis dan perdagangan,” tambah Ari.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Data and Policy Lead dari program SheTrades Initiative ITC, Ma Diyina Gem Arbo, menyebut bahwa keterlibatan perempuan dalam bisnis di Indonesia sangat besar. Keterlibatan tersebut berada di berbagai sektor perdagangan dan hal itu didukung penuh oleh Pemerintah Indonesia selaku pembuat regulasi.

“Upaya kami hari ini adalah awal dari apa yang kami lakukan di seluruh kawasan ASEAN dalam rangka mendorong pembuatan kebijakan yang inklusif. Di Indonesia, hasil SheTrades Outlook menunjukkan bahwa Indonesia telah membuat atau menerapkan banyak program dukungan untuk bisnis yang dipimpin perempuan dalam hal akses terhadap keterampilan, akses terhadap keuangan, dan sudah terdapat cukup banyak undang-undang untuk memastikan adanya lingkungan yang kondusif bagi usaha yang dipimpin perempuan untuk berpartisipasi dalam perdagangan,” sebut Ma Diyina.

Namun, Ma Diyina menambahkan bahwa pemerintah perlu membuat regulasi lebih lanjut tentang keterlibatan perempuan dalam pembuatan kebijakan bisnis di Indonesia, sehingga peran perempuan bisa lebih diperhatikan.

“Ada banyak hal yang harus dilakukan dalam hal pengarusutamaan gender dalam kebijakan perdagangan, termasuk memastikan bahwa bisnis yang dipimpin perempuan diikutsertakan dalam proses pembuatan kebijakan, dan mereka diajak berkonsultasi setiap kali pemerintah mengembangkan kebijakan perdagangan atau perjanjian perdagangan,” tambah Ma Diyina.

SheTrades Outlook sendiri merupakan program dari ITC yang diluncurkan pada 2020. Program ini bertujuan untuk melakukan pemetaan keterlibatan dan pemberdayaan perempuan di sektor perdagangan dengan enam pilar yang terdiri dari Kebijakan Perdagangan, Kerangka Hukum dan Peraturan, Lingkungan Bisnis, Akses terhadap Keterampilan, Akses terhadap Keuangan, serta Pekerjaan dan Masyarakat. Saat ini terdapat 54 negara yang telah terlibat dalam SheTrades Outlook.

Pada 2023, Indonesia menyatakan keterlibatannya dalam SheTrades Outlook dengan BKPerdag Kementerian Perdagangan sebagai Government Focal Point. Pelaksanaan rangkaian kegiatan SheTrades Outlook Indonesia 2024 terdiri dari pemetaan data oleh National Consultant ITC melalui wawancara terhadap 23 instansi responden, pelaksanaan pelatihan, rapat validasi data SheTrades Outlook Indonesia, dan pelatihan pengembangan kapasitas terkait topik “Gender Mainstreaming into Trade Policy”.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Development Director Indonesia and ASEAN Amanda McLoughlin, United Nations Resident Coordinator Indonesia Gita Sabharwal, serta para pejabat Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Minggu, 3 November 2024 | 08:29 WIB
Angka Impor Januari-September 2024 Provinsi Gorontalo Capai 26.672.418 Dolar
  • Oleh MC KOTA SINGKAWANG
  • Sabtu, 2 November 2024 | 20:48 WIB
UMKM Lapangan Tarakan Singkawang Go Digital, Bekal Bersaing di Era Global
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 1 November 2024 | 13:56 WIB
enaikan Harga Produk Pertambangan Berdampak pada Bea Keluar November 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 31 Oktober 2024 | 18:21 WIB
Harga Referensi CPO November 2024 Naik, Kemenperin Berharap Kinerja Sektor Mamin Meningkat
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Selasa, 29 Oktober 2024 | 10:09 WIB
Pengendalian Inflasi di Tidore, TPID Tingkatkan Stabilitas Harga Pangan