Babak Baru Transisi Energi, Kementerian ESDM Uji Coba Biodiesel B40

: Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengisi bahan bakar biodiesel B40 ke mesin kereta api (KA) Bogowonto di Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta, Senin (22/7/2024). ANTARA/Luqman Hakim


Oleh Eko Budiono, Selasa, 23 Juli 2024 | 15:41 WIB - Redaktur: Untung S - 291


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandai babak baru dalam transisi energi Indonesia, dengan meluncurkan uji coba perdana penggunaan biodiesel B40 pada kereta api. 

Seperti dilansir laman Kementerian ESDM, Selasa (23/7/2024), uji coba itu dilakukan di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, Senin (22/7) dengan menggunakan kereta api Bogowonto relasi Yogyakarta - Pasar Senen.

B40, campuran solar 60 persen dan bahan bakar nabati dari kelapa sawit 40 persen, diharapkan menjadi solusi strategis untuk mengurangi konsumsi solar dan emisi gas buang.

"Hari ini merupakan kick off pertama kali kita memasukkannya ke (sektor) perkeretaapian untuk B40 ini," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi.

Menurut Eniya, uji kinerja terbatas itu bertujuan untuk menguji ketahanan genset KA Bogowonto selama 1.200 jam.

Dengan waktu perkiraan satu kali pulang-pergi (PP) KA Bogowonto dari Lempuyangan ke Pasar Senen 22 jam, diperkirakan akan membutuhkan 50 kali PP, atau sekitar dua bulanan, untuk mencapai hasil tersebut.

"Kami berharap semua uji penggunaan bisa selesai Desember 2024 ini sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan 2025," ujar Eniya.

Melalui program B40, pemerintah terus meningkatkan adopsi biodiesel berbasis kelapa sawit di berbagai jenis kendaraan.

Setelah penggunaan B40 di industri mobil empat tahun lalu, ujicoba berikutnya pada 2024 akan berfokus pada alat pertanian (alsintan) dan industri perkeretapaian.

Selanjutnya akan ada industri pertambangan dan alat berat, serta alat perkapalan dan pembangkit listrik, yang akan dimulai dalam waktu dekat di Balikpapan, Kalimantan Timur. Secara keseluruhan, diperkirakan diperlukan 16 juta kiloliter B40.

Eniya optimistis penggunaan B40 ini bisa makin meningkatkan penghematan devisa negara dari pengurangan impor solar dibandingkan biodiesel sebelumnya, yakni B35.

Peningkatan pemakaian biodiesel juga akan makin menurunkan emisi karbon di Indonesia.

Eniya menyebutkan, pada 2023, penghematan devisa dari penggunaan B35 pada sektor otomotif dan non-otomotif mencapai Rp122 triliun. Tahun ini diperkirakan angkanya juga sama.

"Kalau tahun depan sudah beralih ke B40, penghematan bisa mencapai sekitar 9 miliar dollar AS (sekirs Rp144 triliun)," ujarnya.

Adapun penurunan karbon dioksida (C02) ditargetkan mencapai 42,5 juta ton dari estimasi pemakaian 16 juta kiloliter (kl) B40 pada 2025. Ini lebih besar dari pemakaian B35 yang mencapai 12,23 juta kl pada tahun 2023 dan diperkirakan mencapai 13 juta kl hingga akhir 2024.

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 1 November 2024 | 16:44 WIB
Kementerian ESDM: Penyesuaian BBM Nonsubsidi Tidak Melewati Batas
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 1 November 2024 | 13:50 WIB
Pertamina dan USAID Perkuat Kolaborasi Teknologi CCS/CCUS untuk Dekarbonisasi Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 11:19 WIB
Pertamina Paparkan Roadmap Bisnis Biofuels dan Dekarbonisasi di SALA Dialogues Singapura
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 11:22 WIB
Pertamina Ajak Mahasiswa Indonesia Berperan dalam Masa Depan Energi Berkelanjutan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 07:05 WIB
Pertamina Perkuat Komitmen Menuju Net Zero Emission 2060 dengan Program NRE Academy
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 3 Oktober 2024 | 16:19 WIB
Tidore Kembangkan Budidaya Kaliandra Merah untuk Biomassa Ramah Lingkungan