- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Jumat, 22 November 2024 | 06:59 WIB
: Direktur SNSU Mekanika, Radiasi dan Biologi BSN, Wahyu Purbowasito/Foto: BSN
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 11 Juli 2024 | 21:18 WIB - Redaktur: Untung S - 367
Jakarta, InfoPublik - Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) Badan Standardisasi Nasional (BSN) menambah empat pengakuan internasional atas kemampuan pengukuran dan kalibrasi (Calibration and Measurement Capability - CMC).
Pengakuan baru tersebut berupa satu CMC di bidang pengukuran besaran aliran (flow) serta tiga CMC di bidang pengukuran besaran tekanan (pressure) itu berhasil diperoleh dari Bureau International des Poids et Mesures (BIPM) atau Biro Internasional untuk Ukuran dan Timbangan.
Dengan tambahan kemampuan pengukuran dan kalibrasi tersebut, SNSU BSN siap memberikan layanan yang lebih luas kepada laboratorium kalibrasi, industri, serta pemangku kepentingan lainnya di dalam negeri.
”Itu artinya, alat ukur tekanan dan aliran yang dikalibrasi ke SNSU BSN akan memperoleh keberterimaan hasil pengukuran dan kalibrasi di mata dunia internasional. Hal ini berkaitan dengan misalnya, aktivitas komoditas ekspor dalam perdagangan yang membutuhkan pengakuan setara di mata dunia internasional,” ujar Direktur SNSU Mekanika, Radiasi dan Biologi BSN, Wahyu Purbowasito yang ditemui di Kantor BSN Mampang, Jakarta pada Kamis (11/7/2024).
SNSU BSN menambah empat CMC baru yang diperoleh dari Laboratorium SNSU Massa, meliputi lingkup aliran yaitu flow meter Air dengan rentang ukur 4 Liter/menit (L/min) – 167 L/min, dan lingkup tekanan yaitu Standar Pengukuran dan Alat Ukur Tekanan Hidrolik (Gauge pressure, medium oil) dengan rentang ukur 5x105 Pascal (Pa) s.d. 2x107 Pa dan rentang ukur 2x107 Pa s.d. 2x108 Pa, serta rentang ukur 2x108 Pa s.d. 5x108 Pa.
Menurut Wahyu, metrologi aliran dan tekanan merupakan aspek penting dalam sektor perdagangan. Penambahan lingkup ini memungkinkan lebih banyak penerap standar yang dapat menghasilkan barang dan jasa yang mampu memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun standar internasional.
“Dengan kesetaraan pengukuran aliran dan tekanan yang diakui di tingkat internasional, Indonesia memiliki landasan untuk mencegah kecurangan diberbagai bidang, seperti lingkup Food and Beverage (FnB), industri pengolahan limbah, serta transaksi harian masyarakat seperti biaya bulanan penggunaan air rumah tangga, dan transaksi lain yang memerlukan pengukuran tekanan dan aliran,” ujar Wahyu.
Wahyu menjelaskan, di industri maupun laboratorium pengujian harus tertelusur ke Sistem Internasional melalui laboratorium kalibrasi, yang berperan penting dalam menjamin mutu produk industri. Untuk memastikan pengukuran yang tepat, laboratorium kalibrasi harus memiliki kompetensi dan kemampuan, salah satunya bisa diperoleh melalui kegiatan Uji Banding Laboratorium Kalibrasi dengan acuan dari Laboratorium SNSU BSN.
Untuk meningkatkan keberterimaan hasil kalibrasi di tingkat internasional, Indonesia diwakili oleh BSN telah menjadi anggota organisasi metrologi regional seperti Asia Pacific Metrology Programme (APMP) serta organisasi metrologi internasional seperti BIPM, agar hasil kalibrasi dari Laboratorium SNSU diakui oleh negara anggota APMP maupun BIPM. Diharapkan, seluruh laboratorium yang beroperasi dan terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) memiliki jaminan pengukuran dan ketertelusuran ke Sistem Internasional.
Setiap pengakuan atas kemampuan pengukuran dan kalibrasi Laboratorium SNSU-BSN ini diperoleh melalui proses panjang dan memakan waktu yang lama, termasuk asesmen oleh mitra bestari dan uji banding dengan lembaga metrologi negara lain. Laboratorium SNSU-BSN telah mengikuti beberapa uji banding di lingkup Asia-Pasifik maupun global untuk berbagai bidang satuan ukuran seperti bidang massa khususnya pengukuran aliran dan tekanan. Seluruh capaian dan pengakuan tersebut dapat dilihat dalam situs Key Comparison Database yang dikelola oleh BIPM (https://www.bipm.org/kcdb/). Dengan penambahan ini, total jumlah kemampuan pengukuran dan kalibrasi dari BSN yang telah diakui oleh BIPM kini berjumlah 152 CMC.
“Pengakuan internasional ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas dan daya saing produk industri dalam negeri, memastikan transaksi perdagangan yang adil, serta memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat,” ujarnya.