- Oleh Eko Budiono
- Jumat, 20 Desember 2024 | 13:40 WIB
: Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan para peserta program membina ekonomi keluarga sejahtera (Mekaar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) di Stadion Gemilang, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah pada Senin (29/1/2024). Foto: BPMI Setpres/Kris.l
Oleh Tri Antoro, Senin, 29 Januari 2024 | 15:36 WIB - Redaktur: Untung S - 117
Jakarta, InfoPublik - Dua nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) yang berhasil mengangkat ekonomi keluarga terlihat antusias, saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Seperti yang dialami oleh Mita nasabah PNM Mekaar dari Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng) mengatakan, usaha yang tengah digeluti telah berhasilkan dipasarkan hingga mancanegara berkat dukungan dari pinjaman modal di atas.
Bermodalkan pinjaman dari PNM Mekaar, sebesar Rp2 juta digunakan untuk membangun usaha produk jamu yang merupakan khas Indonesia. Pada akhirnya dapat diminati oleh masyarakat yang berada di mancanegara.
“Saya sama Mbak saya itu (berpikir) gimana caranya mengembalikan ekonomi keluarga. Tadinya malah itu (pinjaman) buat roti goreng. Terus itu berjalan, sepi. Habis itu kita buat racikan jamu, ya laku. Sampai sekarang malah yang itu. Tapi saya juga masih jualan lotek dan percetakan juga jalan lagi. Jadi saya siang itu jualan lotek, malam desain,” kata Mita yang dikutip melalui siaran pers BPMI Setpres pada Senin (29/1/2024).
Kini, Mita mengaku produknya sudah dinikmati konsumen mancanegara, antara lain di Malaysia dan Jepang. Produknya berupa jamu rempah racikan untuk meningkatkan kesehatan tersebut awalnya dipesan oleh wisatawan.
“Produknya kalau yang sudah sampai luar negeri itu jamu. Jamu racikan kita sudah jual di luar negeri sering ada UMKM seperti itu dan sudah jual di Shopee juga, di marketplace,” ungkap Mita.
Hal yang sama pun dialami oleh Sri Kartini, nasabah PNM Mekaar dari Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng) mengatakan, berkat dukungan permodalan itu berhasil mengekspor produk batik hingga ke Jepang.
“Kita penjualannya lewat online, bahkan bukan hanya di dalam kota, lokal, tapi juga sampai ke luar, ke Jepang. Dalam negeri sudah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, sampai Irian (Papua),” ucapnya saat ditemui secara terpisah.
Sri pun bercerita bahwa awalnya ia meminjam modal sebesar Rp1 juta dari PNM Mekaar. Seiring usahanya yang terus berkembang, pinjaman dari Mekaar pun turut membesar hingga kini mencapai Rp6 juta.
Bahkan, Sri juga kini mampu membuka lapangan pekerjaan untuk ibu-ibu di lingkungan sekitar rumahnya. Ia mampu mempekerjakan 6 pegawai tetap dan hingga 30 pegawai tambahan ketika menerima banyak pesanan.
“Kebetulan kita batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi dan limbahnya pun kita bisa manfaatkan, kita buat seperti ini (dompet batik) dengan pemberdayaan masyarakat sekitar. Alhamdulillah dengan adanya permodalan ini kita juga dapat menambah lapangan pekerjaan untuk ibu-ibu sekitar,” ungkapnya.
Sebagai nasabah yang telah merasakan langsung manfaat program Mekaar, Sri pun berharap agar program tersebut bisa terus berlanjut ke depannya.
“Sangat luar biasa, semoga Mekaar ini selalu di hati masyarakat karena bermanfaat sekali bagi masyarakat terutama UKM yang benar-benar membutuhkan modal,” tandasnya.