Indonesia Perkenalkan Subak di 2nd SCM 10th WWF

: Seorang wisatawan mancanegara memotret pamandangan sawah di Jatiluwih, Tabanan, Bali, Jumat (18/1). Sawah seluas 303 ha di Kabupaten Tabanan itu kini diproteksi dari alih fungsi lahan sekaligus dikelola menjadi obyek wisata setelah diakuinya Subak oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia (WBD). FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana/ed/pd/13.


Oleh lsma, Jumat, 13 Oktober 2023 | 13:02 WIB - Redaktur: Untung S - 106


Jimbaran, InfoPublik - Indonesia memperkenalkan Subak, sebuah kearifan lokal masyarakat Bali dalam pengelolaan air, di acara 2nd Stakeholders Consultation Meeting (SCM) the 10th World Water Forum (WWF). Subak merupakan sistem irigasi tradisional di Bali yang diperkirakan sudah ada sebelum abad ke-9.

Hingga saat ini, Subak secara konsisten menjaga pengoperasian sistem irigasi dan pengelolaan air masyarakat Bali. Sistem pengairan yang dikelola berdasarkan hubungan sosial, teknis, keagamaan, dan pertanian tersebut memberikan contoh nyata pengelolaan air yang beragam, berkelanjutan secara ekologis, produktif secara ekonomi, dan demokratis.

Kearifan lokal masyarakat Bali dalam pengelolaan air ini ditampilkan dalam sebuah video saat Pejabat Gubernur Provinsi Bali, Sang Made Mahendra Jaya memberikan sambutan di opening ceremony The 2nd Stakeholders Consultation Meeting (SCM) di Hotel Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Badung, Bali pada Kamis (12/10/2023).

Tayangan video yang memperlihatkan soal memuliakan air sebagai sumber kehidupan. Pada video tersebut ditampilkan bagaimana masyarakat Bali begitu menjaga keberlangsungan air yang selalu hadir dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga, begitu penting untuk menjaga kemuliaan air.

“Masyarakat Bali menjadikan air sebagai bagian dari napas kehidupan dan budaya yang dapat dilihat dari dua sisi. Yakni air sebagai lingkar kehidupan karena di mana ada air, kehidupan bersemai dan sejuk sebagai berkah kehidupan,” jelas Mahendra.

Menurut Mahendra, air merupakan hal yang penting, khususnya masyarakat Bali. Mahendra menjelaskan bahwa sumber daya air di Bali telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik untuk pertanian, pariwisata, juga lekat dengan kehidupan beragama yang mayoritas memeluk agama Hindu.

“Kehidupan kita tidak bisa terlepas dari air. Khususnya masyarakat Bali, yang memiliki warisan budaya yang memuliakan air sebagai sumber kehidupan. Dengan menjaga keseimbangan air baik yang di Bhuana Agung (makrokosmos) maupun di Bhuana Alit (mikrokosmos),” tambah Mahendra.

Masyarakat Hindu di Bali meyakini sekali tentang kesakralan air. Di sisi lain, jika air tidak dijaga dengan baik, maka Mahendra mengingatkan tentang adanya bencana yang menanti. Sehingga, keberlangsungan dan kemuliaan air perlu dijaga.

Sistem Subak telah menjadi salah satu kebudayaan khas Bali yang berkembang dan membentuk sebuah kearifan lokal. Di dalamnya mengandung nilai dan semangat gotong royong yang terlihat dari sistem kelola dimana pembuatan, pemeliharaan, serta pengelolaan fasilitasi subak dilakukan bersama oleh anggota subak yang terdiri dari para petani yang memiliki garapan sawah dan mendapatkan bagian air sawahnya.

Selain itu, juga memberikan contoh agar manusia mengelola alam dan lingkungannya secara bijaksana untuk menjaga kelestariannya demi kepentingan bersama.

Pada 29 Juni 2012, UNESCO menetapkan Subak sebagai salah satu warisan dunia. Hal tersebut karena keunikan dan karakter budaya khasnya yang membentuk lanskap Pulau Bali. Salah satu lanskap subak yang terkenal adalah Subak Jatiluwih yang terletak di Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Selasa, 19 Maret 2024 | 19:19 WIB
Jepang Dukung Indonesia Gelar World Water Forum ke-10 2024
  • Oleh M. Aditya Dwiki
  • Rabu, 13 Maret 2024 | 17:14 WIB
Indonesia Perkuat Riset dan Inovasi untuk Dibawa ke World Water Forum 2024
  • Oleh MC PROV LAMPUNG
  • Minggu, 10 Maret 2024 | 13:58 WIB
Gubernur Arinal Djunaidi Lepas Peserta Water Day Run Lampung Tahun 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 2 Maret 2024 | 21:06 WIB
MHI Pandang Penting Penguatan Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Air