:
Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 2 Februari 2017 | 08:23 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 824
Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, fesyen merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi terbesar pendapatan devisa negara.
Untuk itu pihaknya terus mendorong pertumbuhan industri fesyen nasional sekaligus meningkatkan daya saing dan produktivitasnya.
“Industri fesyen berkontribusi besar terhadap devisa negara, PDB nasional dan penyerapan tenaga kerja. Mengingat besarnya peran tersebut, maka kami terus melakukan berbagai upaya strategis untuk pengembangan industri fesyen di dalam negeri,” kata Airlangga pada pembukaan Indonesia Fashion Week (IFW) 2017 di Jakarta, Rabu (1/2).
Menperin mengimbau pelaku industri fesyen mulai menggunakan bahan baku, bahan penolong dan aksesoris produksi dalam negeri.
Hal tersebut katanya untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor.
Dijelaskannya, industri fesyen merupakan ujung rantai dari industri tekstil yang memiliki nilai tambah tinggi serta sebagai salah satu dari 16 kelompok industri kreatif yang berperan penting dalam perekonomian nasional.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor produk fesyen pada tahun 2015 mencapai 12,11 miliar dolar AS dengan pasar utama Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Selanjutnya, kontribusi industri fesyen terhadap PDB nasional sebesar 1,21 persen. Sedangkan, sebagai sektor padat karya, industri fesyen mampu menyerap tenaga kerja sebanyak dua juta orang atau 14,7 persen dari total tenaga kerja di sektor industri.
Sementara itu, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyatakan, IFW 2017 yang merupakan penyelenggaraan kali ke-6 ini, diharapkan terus menjadi stimulus untuk meningkatkan kreativitas para IKM fesyen dan desainer di dalam negeri agar mampu bersaing di pasar domestik dan global.
“IFW pertama kali diluncurkan di Kementerian Perindustrian pada tahun 2012. Kami telah memberikan berbagai dukungan kepada asosiasi perancang pengusaha mode Indonesia (APPMI) dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut sepertifasilitasi fashion show, seminar dan stand pameran,” ujarnya.
Sejak tahun 2012-2017, Kemenperin telah memfasilitasi sebanyak 462 stand pameran untuk para IKM fesyen nasional dalam mempromosikan produk-produk unggulannya. Dari jumlah tersebut, Kemenperin telah mengeluarkan anggaran lebih dari Rp 6 miliar.
Mengenai upaya-upaya strategis yang dilakukan dalam penumbuhan wirausaha baru dan peningkatan daya saing IKM termasuk sektor fesyen, Gati memaparkan, Kemenperin terus mendorong penerapan SNI, penguatan pendidikan vokasi industri yang tersertifikasi SKKNI, fasilitasi kemudahan KUR, restrukturisasi mesin dan peralatan, serta fasilitasi promosi.
“Kami juga melakukan pendampingan tenaga ahli desain, peningkatan kompetensi SDM serta penguatan branding produk fesyen untuk meningkatkan kecintaan konsumen pada produk dalam negeri,” jelasnya.