:
Oleh Baheramsyah, Senin, 23 Januari 2017 | 01:28 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Bandung, InfoPublik - Kementerian Pertanian memastikan pada tahun 2017 ini pemerintah tidak akan mengimpor beras. Hal tersebut karena para petani Indonesia dapat meningkatkan produksinya sehingga stok beras sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pada 2017 Indonesia dipastikan tidak akan mengimpor beras. Hal ini disebabkan para petani Indonesia bisa meningkatkan produksi pertaniannya sehingga stok beras sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kita tidak impor beras lagi sekarang. Padahal tahun lalu ada elnino dan lanina terparah sepanjang sejarah. Tapi karena kerja keras kita, kita tidak usah mengimpor beras," kata Amran pada Percepatan Gerakan Tanam dan Panen Serentak Padi, Jagung, dan Kedelai 2017 di Soreang, Bandung, Sabtu (21/1).
Dampak lanina dan elnino dua tahun ini, katanya, membuat sejumlah negara di Asia, khususnya Asia Tenggara gagal panen. Jikapun Indonesia membutuhkan beras impor, akan kesulitan mendapat stok beras karena negara-negara penghasil beras ini mengalami gagal panen.
Seharusnya, Indonesia mengimpor 16 juta ton beras pada 2016, jika elnino dan lanina melanda, tanpa disertai peningkatan produksi beras. Namun di tengah gangguan iklim tersebut, Indonesia malah bisa meningakatkan produksi berasnya.
Menteri Pertanian pun mengatakan impor jagung pasa 2016 turun 66 persen, dan artinya para petani menyelamatkan puluhan triliun rupiah. Jika produksi beras, jagung, dan kedelai, tahun ini tercapai kembali, katanya, pada 2018 pun Indonesia tidak usah mengimpor beras, jagung, dan kedelai.
Peningkatan produksi beras ini, ucapnya, dilakukan dengan penyelenggaraan sejumlah program, yakni pengadaan asuransi pertanian, pemberian bantuan teknologi, jaminan kerja bagi para petani dari pemerintah, penggunaan lahan tidur untuk pertanian, serta penggalangan para pemuda untuk masuk sektor pertanian.
Alat-alat pertanian yang digunakan para petani dari bantuan pemerintah ini, katanya, dibuat oleh anak bangsa. Contohnya, traktor, hand traktor, mesin panen, dan mesin tanam otomatis. Dalam lima tahun ke depan, katanya, alat dan mesin yang digunakan para petani berasal dari dalam negeri.