:
Oleh Amrln, Minggu, 22 Januari 2017 | 00:24 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 298
Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa pada tahun 2017 pemerintah meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor produksi menjadi Rp110 triliun.
"Total plafon penyaluran Kredit Usaha Rakyat di tahun 2017 adalah sebesar Rp 110 Triliun. Angka ini berlaku sejak 1 Januari 2017 sehingga tidak merugikan penyalur yang telah menyalurkan KUR di tahun 2017 sebelum plafon penyaluran KUR ini ditetapkan," kata Darmin usai Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jakarta, Jumat (20/1).
Hadir dalam rapat ini antara lain Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid, dan pejabat kementerian atau lembaga terkait.
Darmin menjelaskan, porsi penyaluran KUR berdasarkan skema adalah 81 persen untuk KUR Mikro, 18 persen untuk KUR Ritel, dan 1 persen untuk Tenaga Kerja Indonesia. Subsidi bunga KUR Mikro berubah menjadi 9,55 persen.
Menurutnya, rapat yang barun saja diselenggarakan juga memutuskan porsi penyaluran KUR di sektor produksi (pertanian, perikanan, dan industri) ditargetkan naik hampir dua kali lipat menjadi 40 persen di tahun 2017 dari realisasi tahun lalu sebesar 22 persen.
Adapun realisasi penyaluran KUR per 31 Desember 2016 sebesar Rp 94,4 Triliun atau 94,4 persen dari target penyaluran Rp 100 Triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian berharap penyaluran KUR untuk sektor produksi pertanian lebih merata pada komoditas-komoditas selain padi.
“Saya sebetulnya berharap kredit untuk sektor produksi pertanian itu tidak hanya untuk padi, tapi juga bisa tebu, bawang merah dan lain-lain,” ujar Darmin.