Kemenperin Tawarkan Amerika Investasi Di Sektor Industri

:


Oleh Wawan Budiyanto, Jumat, 16 September 2016 | 21:08 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian menawarkan sejumlah peluang kepada investor asal Amerika Serikat untuk berinvestasi diberbagai sektor industri di Indonesia baik itu Industri makanan atau minuman, logam, mesin, elektronik serta kimia dan farmasi.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang diterima Infopublik di Jakarta, Jumat (16/9).

Menurutnya, peluang berinvestasi di Indonesia semakin menguntungkan dengan didukung jumlah penduduk kelas menengah yang terus meningkat dan memiliki potensi pasar sebesar 1,8 Triliun dolar AS, bonus demografis, serta didukung adanya sumber daya alam yang terjamin.

“Kami harapkan investasi AS di Indonesia, dari komitmen investasi di 73 proyek industri yang totalnya masih di bawah 100 juta dolar AS, dapat meningkat,” katanya.

Ditunjang oleh iklim politik yang stabil dalam sepuluh tahun terakhir di Indonesia, diharapkan mampu menjadi faktor yang dapat dimanfaatkan oleh AS untuk meningkatkan investasinya di Indonesia.

Dijelaskan Menperin, peluang lain yang potensial bagi investor AS terdapat di sektor hilirisasi industri berbasis sumber daya mineral, industri gasifikasi batubara dan industri petrokimia, industri agro, industri galangan kapal serta industri komponen otomotif dan kedirgantaraan.

Selain itu, Menperin juga mempromosikan empat kawasan industri yang sangat prospektif untuk investor yang saat ini sedang dibangun, yakni kawasan industri Dumai, kawasan industri JIIPE Gresik, kawasan industri Kendal serta kawasan industri Kaltim.

“Semuanya memiliki lokasi yang strategis, didukung fasilitas infrastruktur yang memadai serta memiliki sumber daya alam dan energi yang dibutuhkan oleh industri,” ujarnya.

Airlangga mengharapkan investasi AS di Indonesia dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kedua negara dalam meningkatkan nilai tambah industri manufaktur dan bila memungkinkan, meningkatkan kontribusi signifikan industri dalam negeri pada jaringan produk global.

Seperti diketahui, lima tahun terakhir, Indonesia memperoleh surplus perdagangan dengan AS sebesar 8,6 Miliar dolar AS. Pada 2015, ekspor Indonesia ke AS sebesar 16,2 Miliar dolar AS, sedangkan impor mencapai 7,6 Miliar dolar AS. Pada triwulan II 2016, penanaman modal asing (PMA) di sektor industri mencapai 3,85 Miliar dolar AS, atau meningkat 58,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2015 (2,43 Miliar dolar AS). Di semester pertama 2016, indusri manufaktur berkontribusi hingga 9,32 Miliar dolar AS, atau 66,2 persen dari total investasi asing sebesar 14,07 Miliar dolar AS.

AS merupakan tujuan ekspor utama produk Indonesia, selain Jepang, Tiongkok dan Singapura. Namun, Indonesia masih berada di posisi keenam negara asal impor bagi AS, di bawah Tiongkok, Singapura, Jepang, Thailand dan Malaysia. Diharapkan, posisi Indonesia dapat menguat sebagai salah satu partner strategis di kawasan Asia.

Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, pemerintah Indonesia memberikan insentif bagi investor, di antaranya tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk untuk impor mesin dan bahan baku tertentu.