:
Oleh Wawan Budiyanto, Senin, 22 Agustus 2016 | 20:34 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 870
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian selenggarakan program kegiatan pendidikan dan pelatihan operator mesin industri garmen yang diikuti sebanyak 300 siswa.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi program tersebut yang diinisiasi oleh Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta dengan menerapkan sistem three in one (3 in 1) yakni pelatihan, sertifikasi dan penempatan.
“Saya mengapresiasi program diklat berbasis 3 in 1 ini karena merupakan salah satu pendidikan vokasi berbasis kompetensi untuk menyiapkan tenaga kerja ahli di sektor industri,” kata Airlangga Hartarto saat pembukaan Diklat di Jakarta, Senin (22/8).
Menurut Airlangga, pelaksanaan diklat merupakan upaya memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri yang terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kinerja sektor padat karya.
"Lulusan nantinya tidak saja pada tingkat operator, tetapi juga diharapkan untuk tingkat ahli yang setara dengan pendidikan Diploma 1 sampai Diploma 4,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, data permintaan tenaga kerja tingkat ahli dari lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung yang dimiliki Kemenperin semakin meningkat setiap tahun. Permintaan dari industri mencapai 500 orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per tahun.
Untuk itu, pihaknya telah menyelenggarakan program pendidikan Diploma 1 dan Diploma 2 bidang tekstil di Surabaya dan Semarang sejak tahun 2012. Kegiatan ini menggandeng STTT Bandung, PT APAC Inti Corpora, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) serta perusahaan tekstil di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada tahun 2015, Pusdiklat Industri Kemenperin bekerjasama dengan API dan pemerintah daerah kota Solo membuka Akademi Komunitas Industri TPT untuk program Diploma 2 di Solo Techno Park yang seluruh lulusannya telah ditempatkan di perusahaan.
"Langkah-langkah ini sebagai upaya strategis kami untuk memenuhi permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli di sektor industri TPT,” ungkap Airlangga.
Menperin juga menyatakan, pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi ini sangat diperlukan untuk penyiapan tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing terutama dalam pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah berjalan.
“Kami berpesan kepada seluruh peserta agar terus belajar dengan baik, disiplin dan bertanggung jawab. Setelah penempatan kerja nanti juga terus meningkatkan kompetensi, disiplin, kejujuran dan etos kerja serta menunjukkan profesionalitas dalam bekerja,” tegasnya.
Ia berharap, setelah mendapatkan pengalaman bekerja yang cukup, para lulusan diklat dapat membuat kelompok usaha bersama untuk pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di sektor tekstil, dengan menerima pesanan dari perusahaan-perusahaan TPT yang telah berkembang.