Libur Lebaran, Pengunjung Museum Tsunami Aceh Capai Rekor

:


Oleh Wawan Budiyanto, Minggu, 10 Juli 2016 | 00:22 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 552


Jakarta, InfoPublik - Jumlah pengunjung museum Tsunami Aceh selama libur lebaran 1437 Hijriah, khususnya pada hari Jumat (8/7) atau hari ketiga setelah Idul Fitri 2016, mengalami puncaknya dengan tercatat dikunjungi oleh 18.659 orang.

Menurut Kepala Museum Tsunami Aceh, Tomy Mulia Hasan, hal tersebut merupakan rekor baru. Menurutnya, belum pernah dalam sejarah, pengunjung Museum Tsunami bisa melonjak 60 persen dibanding hari serupa tahun lalu yang hanya mencapai 10.040 pengunjung.

"Naik sekitar 60 persen dibanding tahun lalu," kata Tomy dalam siaran resminya, Sabtu (9/7).

Dijelaskan Tomy, tahun lalu, total pengunjung selama libur lebaran sebanyak 560.228 orang. 5 persen di antaranya wisatawan asing, mayoritas dari Malaysia.

Menurutnya, tingginya minat pengunjung disebabkan karena keingintahuan masyarakat terhadap Aceh dan tsunami serta sudah bebasnya Aceh dari konflik.

Diperkirakan akhir pekan ini jumlah pengunjung akan tetap tinggi dan kembali normal seiring berakhirnya libur Lebaran.

Selain sebagai tempat rekreasi tugu peringatan, Museum Tsunami Aceh juga menjadi simbol bagi ketabahan masyarakat setempat dan persaudaraan-kemanusiaan masyarakat dunia kala gempa bertsunami 26 Desember 2004 menerjang Aceh dan sebagian Sumatera Utara. 

Museum Tsunami diisi berbagai koleksi memorabilia tsunami serta media berbagi pengalaman dan pengetahuan kebencanaan untuk menggugah respons kritis serta membangun budaya kesiapsiagaan terhadap bencana.

Luas museum 2.500 meter persegi, strukturnya empat lantai, atapnya serupa gelombang laut, dan lantai dasarnya mirip rumoh (rumah panggung tradisional) Aceh yang selamat dari tsunami.

Museum Tsunami diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Februari 2009, pengisian sarana pendukung dan renovasinya dilakukan secara bertahap sejak medio 2010 hingga April 2011 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.  Museum resmi dibuka untuk publik pada 8 Mei 2011. 

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, selain museum Tsunami Aceh, Kementerian ESDM juga memiliki sejumlah museum geologi yang kini masih belum dikelola secara maksimal. 

Menurutnya, jika seluruh museum yang kita kelola itu bisa direvitalisasi dengan baik, tentu akan dapat menjadi wahana pembelajaran yang memadai bagi publik.

Untuk lebih meningkatkan profesionalisme pengelolaan museum-museum itu, menurut Sudirman, Kementerian ESDM akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta lembaga-lembaga internasional terkait.