Komisi IV: Harga Kebutuhan Pokok Jelang Puasa Harus Aman

:


Oleh Masfardi, Minggu, 22 Mei 2016 | 22:59 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 330


Jakarta, InfoPublik - Komisi IV DPR RI meminta pada pemerintah menjamin kebutuhan pokok menghadapi puasa cukup aman, dengan harga yang terjangkau.

“Dari pengamatan kami saat ini telah terjadi kenaikan harga, itu mungkin karena terjadi peningkatan deman, meski pemerintah meyebutkan ada peningkatan produksi, seperti  stok beras di Bulog ada 2,2 juta ton, itu lebih dari puasa tahun lalu stok hanya 1,1 juta ton, dua bulan kedepan akan masih panen, sehingga untuk kebutuhan beras umum aman,” kata wakil komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi.

Kalau  stok banyak tapi kenapa harga naik, itu mungkin masalah distribusi yang masalah atau datanya tidak akurat, karena melihat daerah di Indonesia berbeda sifat dan  tingkat kesulitannya, sehingga biaya distribsi sangat mempengaruhi harga kebutuhan pokok tersebut.

Mungkin ada faktor pasar yang menentukan, seperti beras, mendekat  persaingan sempurna, karena pemainnya banyak, sehingga bisa keluar masuk, yang perlu diperhatikan apakah ada kartel atau tidak.

Kalau ada kartel segera ditangkap, pemerintah tidak ragu lagi untuk menindak pelaku kartel tersebut, karena hal itu telah diatur dalam Undang-undang Pangan, jadi pemerintah tidak perlu ragu lagi untuk mengambil tindak terhadap kartel tersebut.

Dia mengatakan berdasarkan data menunjukan terjadi peningkatan produksi, tapi kenapa harga masih bisa naik, namun kalau naiknya wajar tidak masalah, tapi kalau sudah berganti harga dengan kenaikan 100 persen, itu tidak wajar.

Masalah harga jangan tergantung pada ketersedian, yang penting yang menguasai masuk itu siapa, kalau itu hanya dikuasai hanya oleh segelintir orang, sehingga mereka dapat mengendalikan harganya dengan seenaknya.

Sebulan yang lalu misalnya, harga bawang di tingkat petani Rp8 ribu, tapi di pasar harganya Rp40 ribu, sehingga terjadi disparitas harga hingga  400 persen.

Hal itu harus dibenahi tata niaganya, bahkan bawang tahun lalu produksi naik hingga 100 persen, sehingga pemerintah mengekspor bawang tersebut, tapi kenapa harga ditingkat konsumen begitu tingginya.