Mentan: Tujuh Cara Membangun Pertanian Berkelanjutan

:


Oleh Baheramsyah, Minggu, 22 Mei 2016 | 02:48 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 3K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pembangunan pertanian harus berorientasi jangka panjang. Sebagai upaya meletakkan pondasi kokoh bagi pertanian jangka menengah dan panjang kurun waktu 10-30 tahun ke depan.

Setidaknya kata Amran Sulaiman ada tujuh kebijakan yang akan dilakukan. Pertama, membuat regulasi baru dan merevisi regulasi yang menghambat. Kedua, membangun infrastruktur besar-besaran 2,6 juta hektar irigasi tersier.

Ketiga, memperbaiki atau optimasi lahan 932 ribu hektar. Empat, mekanisasi dengan bantuan 80 ribu alat mesin pertanian (alsintan). Kelima, mendorong investasi dan hilirisasi. Keenam, tata niaga serta ketujuh, mengendalikan impor dan mendorong ekspor.

“Kebijakaan dan program tidak berhenti di tahun 2015, namun terus dilanjutkan pada 2016 dan selanjutnya sesuai tahapan dan skala prioritas. Skala prioritas 2016 adalah mencetak sawah 200 ribu hektar, mekanisasi dengan lebih dari 100 ribu unit alsintan, alih teknologi benih unggul padi 4,5 juta hektare, jagung 1,5 juta hektar dan kedelai 750 ribu hektar dan rehabilitasi irigasi tersier 467 ribu hektar serta impor 25 ribu sapi indukan,” ungkap Amran di Jakarta, Sabtu (21/5).

Amran mengatakan, berbagai kebijakan dan pogram ini, telah memberikan hasil nyata pada pembangunan pertanian. Hasilnya, program mempersenjatai petani dengan alsintan telah mampu menghemat biaya produksi, efisiensi tenaga kerja dan mengurangi lossis.

Dampaknya produktivitas padi naik dari 5,14 ton/ha tahun 2014 menjadi 5,34 ton/ha tahun 2015. Produktivitas tenaga kerja juga meningkat seiring dengan mekanisasi pertanian.

Kemudian memperbaiki unsur pendukung dan manajemen cara membangun melalui penguatan kelembagaan petani, kapasitas SDM dan aparat, kualitas riset dan pemanfatannya, program dirancang secara sistemik dan massif dan setiap kegiatan dilaksanakan dengan output terukur.

Selain itu, melalui pengawalan program ketat melibatkan semua unsur termasuk penegak hukum, pemantauan secara harian atau mingguan, dan menerapkan system reward and punishment.

Dengan berbagai cara ini,  hasil yang diperoleh yaitu luas tanam meningkat, teknologi jajar legowo diterapkan, masalah di lapangan langsung diselesaikan, birokrasi transparan, bersih dan melayani petani dan pemalsuan pupuk diproses hukum serta penyelundupan dan impor illegal ditangkap atau dimusnahkan.

Selanjutnya upaya tata kelola air irigasi, Amran memegang prinsip 'tidak ada air berarti tidak ada kehidupan”. Upaya ini terbukti mampu mengatasi lahan yang mengalami kekeringan. Berdasarkan hasil kunjungan kerja lebih dari 300 kabupaten, dijumpai 3,35 juta ha lahan membutuhkan air.

Mentan memberi kemudahan investasi di sektor pertanian dengan cara merevisi regulasi terkait lahan, perijinan dan keringanan pajak. Hasilnya diperoleh komitmen investor dalam negeri dan asing. Yaitu investor pada 15 Pabrik Gula (PG) eksisting komitmen membuka lahan tebu seluas 300 ribu ha, investor 19 PG baru pada lahan 500 ribu ha dan  empat investor mengembangkan 500 ribu ha untuk jagung.

Terakhir, Mentan mengeluarkan kebijakan pengendalian impor dengan cara importasi hanya dilakukan sesuai kebutuhan alias bukan keinginan. Kemudian, mendorong ekspor komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kopi, sayur, buah-buahan dan lainnya telah menunjukkan hasil. Sehingga tren impor pangan seperti bawang merah, jagung dan lainnya menurun drastis dan ekspor pangan meningkat.

Dari berbagai capaian kebijakan dan program tersebut, kebijakan dan program Kementan 2015 hingga 2019 sudah on the track mengawal proses transformasi struktural ekonomi.

Hasil dari investasi infrastruktur seperti membangun irigasi, membangun embung, dam-parit, long-storage, cetak sawah, optimasi lahan, membuka kebun, maupun investasi yang bersifat soft-system, kualitas riset, perbaikan manajemen, revolusi mental aparat dan SDM, penguatan kelembagaan petani dan lainnya, tidak hanya berdampak jangka pendek. Yaitu peningkatan produksi dan pendapatan petani, tetapi juga memperkokoh pondasi pertanian jangka panjang.