:
Oleh Tri Antoro, Jumat, 20 Mei 2016 | 14:47 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 278
Jakarta, InfoPublik - Jerman dan Indonesia ingin meningkatkan kerja sama ekonomi dengan fokus pada pengembangan riset yang didukung aktivitas pendidikan sains dan teknologi dalam pengembangan vokasi.
"Melalui kerja sama ini, kami berharap semakin banyak sekolah dan tenaga pendidik vokasi dengan mengirim pengajar vokasi Indonesia ke Jerman atau mengundang tenaga ahli vokasi dari Jerman,” ujar Wakil Menteri Ekonomi Jerman Uwe Beckmeyer di Jakarta, Jumat (20/5).
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husen dalam pertemuan tersebut selama tiga tahun terakhir proyek investasi Jerman ke Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2013 sebanyak 105 proyek dengan nilai investasi mencapai USD 53,3 juta, tahun 2014 sebanyak 144 proyek senilai USD 50,1 juta, dan tahun 2015 tercatat 169 proyek senilai USD 57 juta atau setara Rp 750 miliar dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS Rp 13.200. “Pada triwulan I tahun 2016, sebanyak 29 proyek dengan nilai investasi sebesar USD 24,6 juta. Ini sekitar Rp 325 miliar,” katanya.
Aliran investasi Jerman di Indonesia untuk sektor industri meliputi Industri Alat Angkutan dan Transportasi; Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik; Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi; Industri Tekstil; Industri Makanan; Industri Kulit, Barang dari kulit dan Sepatu; Industri Karet, Barang dari karet dan Plastik; Industri Mineral Non Logam; serta industri lainnya.
“Beberapa tahun terakhir, perusahaan Jerman yang aktif dalam berinvestasi di Indonesia adalah Heidelberg Cement, Fresenius, Airbus dan Rheinmetall,” ujar Menperin seraya mengatakan Indonesia merupakan mitra dagang ke-43 Jerman. Di samping itu, Siemens berencana berinvestasi di bidang lokomotif kereta api dengan teknologi AC/AC yang memiliki keunggulan mesin yang kuat, perawatan yang lebih simple, irit bahan bakar dan emisi gas buang yang rendah.
Bahkan, Volkswagen akan membuka pabrik di Indonesia untuk menjadi basis produksi bagi kawasan Asia Tenggara. “Ferrostaal GmbH juga berencana membangun industri petrokimia di Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat dengan total investasi sebesar USD 2,9 miliar,” ungkap Menperin.
Melalui pertemuan bilateral ini, Menperin mengharapkan para pelaku industri Jerman dapat memanfaatkan kesempatan berharga pada kunjungannya ke Indonesia untuk terus menggali peluang investasi, sekaligus membantu peningkatan SDM di bidang Industri.
“Ke depan, saya mendorong Perusahaan yang telah telah berinvestasi agar dapat lebih meningkatkan peran serta perusahaan lokal dalam pasokan rantai suplainya, seperti yang telah dilakukan oleh Perusahaan Jerman di bidang Pembangkit Listrik, Otomotif dan lain-lain,” paparnya.