INSA Yakin Arah Kebijakan Maritime Tingkatkan Utilisasi Kapal

:


Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 17 Mei 2016 | 11:57 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 480


Jakarta, InfoPublik - Asosiasi Pengusaha Pelayaran Nasional atau Indonesian National Shipowners  Association (INSA) optimis dapat meningkatkan utilisasi kapal hingga 20 persen di tahun ini meski kondisi dunia pelayaran global saat ini sedang di ambang krisis.

"Kondisi dunia pelayaran global saat ini sedang di ambang krisis. Sejumlah perusahaan raksasa dunia di sektor pelayaran bahkan mengalami kerugian, menurunkan kapasitas angkut, hingga melakukan PHK besar-besaran. Kondisi serupa juga dialami dunia pelayaran nasional. Banyak armada nasional yang idle (tidak beroperasi). Contohnya, jenis kapal tongkang batubara idle sekitar 60 persen, kapal general cargo idle 40 persen, kapal-kapal hulu migas idle 60 persen. Sisanya tetap beroperasi tapi mengalami kerugian, dan hanya sedikit sekali yang BEP (break even point) dan mendapat keuntungan," ujar Carmelita dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pertama untuk periode kepengurusan 2015-2019, di Jakarta, Senin (16/5).

Namun begitu, lanjut dia, di tengah kondisi seperti ini, kami mendapatkan pemantik semangat dari pemerintah Indonesia. Pemerintah mengubah arah kebijakan pembangunan nasonal yang selama ini lebih diarahkan ke pembangunan berbasis daratan (land based oriented development) yang dikenal dengan agraris, menjadi kebijakan-kebijakan pembangunan nasional yang berorientasi maritime (Maritime based oriented development.

Menurut Carmelita, langkah pemerintah tersebut merupakan hal yang sudah seharusnya diambil. Sebab, DNA Indonesia adalah Negara Maritim. Sebagai negara yang terdiri dari 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya, kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengelola samudera.

Menurut Carmelita, pulau-pulau Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut-laut diantara pulau-pulaunya. Laut bukan pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau, daerah dan kawasan Indonesia. Hanya melalui perhubungan antar-pulau, antar-pantai, kesatuan Indonesia dapat terwujud. “Pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau adalah urat nadi kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan negara Indonesia. Karenanya pembangunan industri pelayaran nasional sebagai sektor strategis perlu diprioritaskan agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global."

"Konsekuensi logis dari perubahan kebijakan pemerintah yang semula land based menjadi maritime based adalah konsep pembangunan akan lebih fokus ke sektor maritim. Dengan demikian moda transportasi laut menjadi pilihan utama dan pendorong ekonomi nasional. Sehingga, konsep angkutan laut 'The Ship follow The Trade' adalah landasan yang dipegang.

Untuk itu, INSA mengusulkan beberapa hal kepada pemerintah, yaitu Pertama, mempercepat pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah, terutama yang terkait dengan infrastruktur, seperti: Pembangunan Power Plant, Pembangunan Pelabuhan, Jalan, dan Kapal.

Kedua, optimalisasi pengelolaan sumber daya alam di setiap daerah, terutama di bidang energi seperti: Pengangkutan Minerba, Pengangkutan Produk Bio Diesel dan Kegiatan Hulu Migas, bila perlu pemerintah dapat memberikan subsidi di bidang ini. Ketiga, pemerataan pertumbuhan dengan mempertimbangkan komoditi masing-masing daerah.

Selanjutnya, Keempat, memacu pertumbuhan ekonomi agar daya beli masyarakat meningkat, sehingga menaikkan transaksi perdagangan barang dan jasa. Kelima, kebijakan yang Pro Bisnis, INSA meminta ada equal treatment antara industri pelayaran di luar negeri dengan industri pelayaran dalam negeri. Serta terakhir, INSA mengusulkan skema term of trade untuk ekspor menggunakan CIF dan untuk Impor menggunakan FOB.

"Dengan adanya keinginan kuat Pemerintah Indonesia dibantu oleh INSA dan stake holder lainnya, maka seluruh modal yang dimiliki Indonesia tersebut akan menjadi landasan yang kuat untuk mengimplementasikan salah satu program Pemerintah Indonesia yaitu menciptakan Tol Laut dan Poros Maritim Dunia. Apabila semua hal yang dijelaskan diatas dilakukan, kami yakin utilisasi kapal bisa meningkat 20 persen tahun ini," tambahnya.