- Oleh Isma
- Minggu, 22 Desember 2024 | 18:32 WIB
: infopublik.id
Oleh Administrator, Rabu, 2 Oktober 2024 | 11:34 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 1K
Jakarta, InfoPublik - Selama satu dekade kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan stabilitas meskipun menghadapi berbagai tantangan signifikan, terutama pandemi COVID-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi dari tahun 2015 hingga 2024 memperlihatkan upaya keras pemerintah dalam menjaga laju ekonomi, di tengah ketidakpastian global dan dinamika domestik.
Di awal masa jabatan Presiden Jokowi, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,8% pada tahun 2015, menunjukkan fondasi yang relatif kokoh. Peningkatan berlanjut hingga tahun 2018, dengan puncak pertumbuhan mencapai 5,17%, mencerminkan kepercayaan pada kebijakan ekonomi yang saat itu mengutamakan infrastruktur dan penguatan daya saing. Namun, momentum ini melambat pada 2019, dengan pertumbuhan turun tipis menjadi 5,02%, menjelang datangnya tantangan terbesar, yakni pandemi COVID-19.
Pandemi global menghantam ekonomi Indonesia dengan keras. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi terkontraksi sebesar -2,07%, penurunan terburuk selama masa pemerintahan Jokowi. Dampak pandemi yang meluas pada sektor-sektor utama seperti pariwisata, manufaktur, dan perdagangan internasional memperparah situasi ini. Namun, pemerintah merespons dengan berbagai kebijakan pemulihan yang agresif, termasuk stimulus fiskal dan program bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat.
Pemulihan mulai terlihat pada 2021, dengan ekonomi kembali tumbuh 3,7%. Angka ini terus membaik pada 2022 dengan pertumbuhan mencapai 5,31%, yang menunjukkan perlawanan terhadap dampak pandemi dan stabilisasi perekonomian. Meski menghadapi tantangan seperti inflasi global dan ketidakpastian geopolitik, pemerintah tetap fokus pada peningkatan daya saing ekonomi melalui investasi infrastruktur, penguatan industri dalam negeri, serta mendorong transformasi digital.
Proyeksi tahun 2024 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,05%. Angka ini menunjukkan bahwa meski menghadapi tantangan global dan domestik, ekonomi nasional di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi telah mengalami pemulihan yang stabil. Fokus pemerintah pada transformasi struktural ekonomi dan pemulihan pasca-pandemi telah memberikan fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.