- Oleh MC PROV GORONTALO
- Rabu, 26 Maret 2025 | 05:45 WIB
: Presiden Prabowo Subianto (ketiga kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kempat kiri), Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan (kelima kiri), dan Investor asal Amerika Serikat (AS) Ray Dalio (kedua kiri) menggelar pertemuan dengan pengusaha di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/3/2025). Pertemuan antara pemerintah, pengusaha dan investor asal AS Ray Dalio tersebut membahas tentang pengelolaan aset BUMN melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU
Oleh Untung Sutomo, Selasa, 25 Maret 2025 | 17:05 WIB - Redaktur: Untung S - 189
Jakarta, InfoPublik - Kehadiran sejumlah nama besar di dunia investasi dalam struktur Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menarik perhatian pasar global. Bergabungnya Ray Dalio, pendiri hedge fund Bridgewater Associates, menjadi sorotan media asing. Analis menyebut kehadiran konglomerat Amerika Serikat (AS) ini bisa meredakan kekhawatiran investor.
Selain Dalio, “Tim Impian” Danantara juga menggaet ekonom ternama Jeffrey Sachs dan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra. BPI ini resmi diluncurkan bulan lalu sebagai instrumen utama Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029.
Danantara akan mengelola aset senilai lebih dari US$900 miliar (Rp14.000 triliun), menjadikannya "Temasek-nya Indonesia"—merujuk pada perusahaan investasi pemerintah Singapura.
Danantara akan bertanggung jawab mengelola saham-saham perusahaan milik negara dan menginvestasikan kembali dividen ke dalam proyek-proyek komersial.
Sachs seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/3/2025) mengungkapkan, ia berperan sebagai penasihat khusus untuk Presiden Prabowo.
“Saya bertugas sebagai anggota dewan penasihat Danantara. Tugas saya adalah sepenuhnya sukarela, tanpa kompensasi, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia," ujarnya dikutip dari reuters.
Sinyal Positif
Dalam investasi tahap pertama senilai 20 miliar dolar, Danantara akan fokus pada proyek-proyek di sektor pengolahan sumber daya alam, pengembangan kecerdasan buatan, serta ketahanan energi dan pangan.
Kekhawatiran adanya campur tangan politik dalam pengelolaan Danantara masih menghantui pasar keuangan meskipun Presiden Prabowo menegaskan bahwa dana tersebut dapat diaudit kapan saja oleh siapa saja.
CEO Danantara Rosan Roeslani menyatakan, penunjukan eksekutif profesional akan makin memperkuat kepercayaan pasar.
"Jika nama-nama ini diterima dengan baik, itu bisa menjadi sinyal positif bagi perekonomian Indonesia dan penciptaan lapangan kerja," kata Rosan.
Analis ekuitas dari Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan kepada Reuters, bahwa struktur tim Danantara berpotensi membangun kepercayaan pasar karena dipimpin oleh nama-nama global yang memiliki kredibilitas di sektor keuangan.
Tetapi ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengingatkan bahwa manajemen Danantara harus memastikan dana tersebut tidak menjadi sasaran campur tangan politik di masa depan.
Kekhawatiran itu dijawab Presiden Prabowo dengan meminta petinggi Danantara mengambil keputusan secara hati-hati.
“Kalau perlu keputusan diambil hati-hati, tidak perlu terlalu cepat. Karena ini adalah kekayaan anak cucu kita yang harus dijaga dengan baik,” kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna pekan lalu.
Di kesempatan yang sama, Prabowo menegaskan pengelolaan asset dilakukan dengan manajemen berstandar internasional dengan tingkat transparansi yang tinggi.