- Oleh MC KAB BENGKALIS
- Rabu, 25 Desember 2024 | 21:31 WIB
: Infografis infopublik.id
Oleh Administrator, Kamis, 22 Februari 2024 | 12:32 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 790
Jakarta, InfoPublik - Angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 21,6% (Survei Status Gizi Indonesia/SSGI) tahun 2022 Dikuti dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) https://ayosehat.kemkes.go.id/, Indonesia masih harus mengejar target penurunan stunting pada 2024 sebesar 14%.
Hasil SSGI 2022 berdasarkan kelompok usia menunjukkan ada 18,5% bayi yang dilahirkan dengan panjang badan kurang dari 48 cm. Hal ini berarti stunting dapat terjadi bahkan sebelum bayi tersebut lahir dikarenakan kurangnya pemenuhan gizi ibu ketika hamil.
Survei yang sama menunjukkan, risiko stunting meningkat 1,6 kali dari kelompok umur 6-11 bulan ke kelompok umur 12-23 bulan (13,7% ke 22,4%). Hal ini menunjukkan ‘kegagalan’ dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 6 bulan, baik dari segi kesesuaian umur, frekuensi, jumlah, tekstur dan variasi makanan.
Melihat hal ini, Kemenkes mengangkat tema 'MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting' untuk memperingati Hari Gizi Nasional ke-64. Kemenkes juga telah membuat aturan dan syarat pemberian MP-ASI yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Syarat pertama adalah tepat waktu yaitu dimulai ketika anak sudah memasuki usia enam bulan. Kedua adalah pemenuhan nutrisi harus adekuat dengan memenuhi gizi mikro dan makro namun tetap mempertimbangkan usia anak. Syarat terakhir adalah aman dengan menyimpan dan menyiapkan makanan secara higienis.
Kemenkes juga menyediakan panduan bagi para orangtua dalam menyiapkan makanan lokal kaya dengan protein hewani untuk bayi, balita, dan ibu hamil dalam "Buku Resep Makanan Lokal" yang dapat diakses di http://link.kemkes.go.id/BukuResepMakananLokal
Secara lengkap berikut tujuh cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting pada anak:
1. Memenuhi protein hewani pada ibu hamil, menyusui, bayi, dan balita.
2. Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan
3. Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala
4. Mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD)
5. Memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan.
6. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
7. Segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala sakit sehingga penanganan pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin oleh petugas kesehatan.