- Oleh Wahyu Sudoyo
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 14:57 WIB
: Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Vivi Yulaswati pada acara IAF HLF MSP 2024 di Bali/ foto: Tim Komunikasi dan Media HLF-MSP dan IAF 2024
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 2 September 2024 | 21:31 WIB - Redaktur: Untung S - 120
Jakarta, InfoPublik – Indonesia mengajak negara-negara berkembang di Afrika untuk mewujudkan pentingnya Pembangunan Berkelanjutan melalui Sustainable Development Goals (SDGs) dalam forum Indonesia Afrika Forum (IAF) dan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) yang diselenggarakan di Bali.
Berdasarkan siaran pers Tim Komunikasi dan Media HLF-MSP dan IAF 2024 pada Senin (2/9/2024), Indonesia menegaskan pentingnya kemitraan multipihak untuk mempercepat capaian SDGs, baik di Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya, khususnya di Afrika.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Vivi Yulaswati, menyampaikan hal tersebut di sela-sela acara Joint Leaders Session HLF MSP dan IAF ke-2 yang digelar pada 1 hingga 3 September 2024 di Nusa Dua, Bali.
Vivi menjelaskan bahwa pencapaian SDGs secara internasional saat ini menghadapi tantangan besar. Sekretaris Jenderal PBB pada 2023 mengungkapkan bahwa hanya 15 persen target SDGs yang berada di jalur yang benar, sementara sisanya mengalami kemunduran, dan lebih dari separuh dunia terancam tertinggal.
“SDGs merupakan platform kolaborasi antar sektor, subsektor, negara, dan kota, untuk memastikan proses kolaboratif yang inklusif. Menjelang 2030, kita memerlukan contoh konkret dan sinergi yang berkelanjutan. Di HLF MSP 2024 ini, kita akan mendengarkan solusi dan praktik baik dari masing-masing negara untuk diadopsi dan diterapkan,” ujar Vivi.
Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-75 dunia dalam pencapaian SDGs, meningkat dari posisi ke-102 empat tahun lalu, berdasarkan laporan Sustainable Development Report 2023. Vivi juga memaparkan bahwa dari 226 indikator SDGs yang tersedia, sekitar 77 persen telah mencapai kemajuan, sementara 23 persen indikator masih memerlukan perhatian khusus, sehingga kolaborasi lintas negara perlu ditingkatkan.
Acara HLF MSP 2024 diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antar negara di Afrika untuk mewujudkan SDGs dan mencari solusi yang efektif.
“HLF adalah sarana berbagi pengalaman. Indonesia memiliki blue economy framework dan circular economy action plan, yang semuanya merupakan pembelajaran baik untuk kolaborasi. Pembangunan dalam konteks SDGs memerlukan transformasi, dan Indonesia telah menyiapkan semua itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Ini semua sangat layak untuk didiskusikan, termasuk kemajuan pesat yang terjadi di negara-negara Afrika,” tutup Vivi.