Negara-Negara Afrika Tertarik Tingkatkan Industri Kelapa Sawit di HLF MSP dan IAF 2024

: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam Konferensi Pers HLF-MSP dan IAF ke-2 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Senin (2/9/2024). Foto: InfoPublik/Amiryandi


Oleh Eko Budiono, Senin, 2 September 2024 | 20:56 WIB - Redaktur: Untung S - 158


Badung, InfoPublik – Negara-negara Afrika yang bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 di Bali menunjukkan ketertarikan yang kuat untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam industri kelapa sawit.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali, Senin (2/9/2024). Retno mengungkapkan bahwa beberapa negara Afrika telah menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan Committee of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) atau Asosiasi Negara-Negara Produsen Sawit.

“Beberapa negara dari kawasan Afrika menunjukkan minat yang kuat untuk bergabung dengan CPOPC sebagai bagian dari upaya mereka untuk meningkatkan industri kelapa sawit di negara masing-masing,” kata Retno.

Sebelumnya, Indonesia dan Zanzibar telah memperkuat kerja sama di sektor ekonomi biru melalui Zanzibar-Indonesia Investment Forum, yang digelar di sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali. Forum ini mengangkat tema Navigating New Horizons in Blue Economy Cooperation, yang menekankan pentingnya kerjasama dalam ekonomi biru antara Indonesia dan Zanzibar.

Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Mansyuri, dalam pembukaan forum pada Minggu (1/9/2024), menyebut bahwa Indonesia dan kawasan Afrika memiliki potensi besar dengan Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan sekitar 4,4 triliun dolar AS (Rp68,34 kuadriliun) dan sumber daya alam yang melimpah.

“Dengan potensi besar ini, kita harus memperkuat kerja sama di sektor-sektor strategis, terutama ekonomi biru yang sangat relevan bagi negara kepulauan seperti Indonesia dan Zanzibar,” ujar Pahala.

Pahala juga menekankan bahwa sektor-sektor seperti pariwisata dan perhotelan, perikanan tangkap dan budi daya, pengembangan infrastruktur pelabuhan, pengolahan rumput laut, serta sektor minyak dan gas, merupakan potensi kerja sama utama antara Indonesia dan Zanzibar.

Perhelatan HLF MSP 2024 mengusung tema Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change, sementara IAF ke-2 mengangkat tema Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063. Forum ini menampilkan sesi utama Joint Leaders Session Indonesia-Afrika (IAF) dan HLF MSP 2024 serta High-Level Plenary Session pada hari kedua.

Penyelenggaraan IAF ke-2 pada 2024 ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan IAF pertama yang dilaksanakan pada 2018. Forum ini bertujuan untuk mengimplementasikan modalitas Bandung Spirit yang digagas oleh para pendiri bangsa, dengan fokus pada kemanfaatan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat di Indonesia dan Afrika melalui kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan.

IAF ke-2 akan memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas, yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Isma
  • Jumat, 6 September 2024 | 23:45 WIB
KKP Kembangkan Modeling Budidaya Rumput Laut di Maluku Tenggara
  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 6 September 2024 | 09:56 WIB
Kemlu Pastikan Tidak Ada Indikasi Geng Pekerja WNI di Jepang
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 4 September 2024 | 20:51 WIB
Indonesia Siap Jadi Role Model Penanganan Narkotika di Asia-Pasifik