- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Kamis, 19 Desember 2024 | 15:14 WIB
: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam Press Conference terkait HLF-MSP dan IAF ke-2 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa, Bali, Senin (2/9/2024). Foto: InfoPublik/ Amiryandi
Oleh Eko Budiono, Senin, 2 September 2024 | 16:06 WIB - Redaktur: Untung S - 239
Badung, InfoPublik – Indonesia menegaskan peran kekuatan Global Selatan sebagai penggerak perubahan, berlandaskan Spirit Bandung, dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Senin (2/9/2024).
"Saat ini, kondisi global semakin mengkhawatirkan, dan negara-negara berkembang yang paling merasakan dampaknya," ujar Retno. Ia menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen membela kekuatan Global Selatan demi mencapai kesetaraan dan keadilan.
Retno juga menyatakan bahwa sudah saatnya dunia menghormati peran penting negara-negara Global Selatan. "Alhamdulillah, Spirit Bandung tetap menjadi agenda dan kompas untuk menavigasi kerja sama Selatan-Selatan," katanya.
Menurut Retno, Spirit Bandung semakin relevan karena didasarkan pada kemitraan sejajar dan menjamin kerja sama yang berkelanjutan. Ia menambahkan bahwa IAF akan menjadi kendaraan penting untuk memperkuat kemitraan dengan Afrika, terutama mengingat benua tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi hingga empat persen dan bonus demografi yang signifikan.
Retno juga mengungkapkan bahwa pada IAF ke-2 ini, kesepakatan bisnis antara Indonesia dan negara-negara Afrika mencapai USD3,5 miliar, hampir 600 persen lebih tinggi dibandingkan dengan USD586,6 juta yang dicapai pada IAF pertama 2018.
"Jumlah ini sangat membanggakan, dan Indonesia akan terus mengawal agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi global, sebuah komitmen yang tidak pernah berubah sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955.
"Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global, membela kepentingan Global Selatan sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas untuk mempercepat pencapaian SDGs. Ini adalah komitmen konsisten Indonesia sejak Konferensi Asia-Afrika," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka sesi Joint Leaders’ Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 di Bali, Senin (2/9/2024).
Forum ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara Afrika, termasuk Presiden Republik Ghana Nana Addo Dankwa Akufo-Addo, Presiden Republik Rwanda Paul Kagame, Presiden Republik Liberia Joseph Nyuma Boakai, Perdana Menteri Eswatini Russell Mmiso Dlamini, Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmão, dan Wakil Presiden Republik Zimbabwe Kembo Dugish Campbell Muleya Mohadi.
Tentang Global Selatan dan Spirit Bandung
Global Selatan merujuk pada negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Pasifik Selatan yang pernah menjadi bekas jajahan kolonial. Spirit Bandung adalah istilah yang merujuk pada semangat kerja sama kolaboratif dan saling menguntungkan yang muncul dari Konferensi Asia-Afrika 1955. Kerja Sama Selatan-Selatan merupakan bentuk solidaritas bersama antara Asia dan Afrika untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepercayaan diri guna mencapai tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional.