Mendikbud Ajak Siswa di Sulteng Segera Kembali ke Sekolah

:


Oleh G. Suranto, Selasa, 9 Oktober 2018 | 14:55 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 397


Jakarta, InfoPublik – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengajak siswa-siswa yang terdampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) segera kembali ke sekolah.

“Jadi yang kita tangani sekarang, bagaimana agar siswa segera masuk sekolah. Artinya segera belajar,” kata Muhadjir seusai membuka Kompetisi Gala Siswa Indonesia (GSI) Tingkat Nasional di GOR Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brojonegoro, Jakarta Selatan, Selasa (9/10).

Menurutnya, dengan kembali masuk sekolah, mereka juga sudah mulai adaptasi dengan sekolah, sehingga keadaan trauma itu segera hilang.

Disebutkan, kalau sekolahnya yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami akan segera dibangun. “Untuk Palu, kebijakannya nanti akan ada program relokasi sekolah, dan akan kita tata sesuai dengan sistem zonasi. Itu sudah kesepakatan,” terangnya.

Sebelumnya juga disampaikan, sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo, Kemendikbud memastikan kegiatan belajar mengajar pasca gempa di Provinsi Sulteng akan segera dimulai. Untuk mempercepatnya, Mendikbud, Muhadjir Effendy menegaskan, akan segera mendata baik siswa, guru, sarana prasarana maupun fasilitas pendidikan yang terdampak gempa tersebut.

Di samping itu, Kemendikbud juga akan membangun sekolah darurat dalam rangka mempercepat normalisasi proses belajar agar segera berjalan.

“Bersamaan dengan pendataan, kita upayakan segera ada kelas darurat, bisa berupa tenda yang sudah dimiliki Kemendikbud dengan standar UNICEF. Kalau terbatas kita akan buat sekolah darurat yang bisa menampung siswa dan modelnya sudah ada,” ungkap Mendikbud.

Mendikbud berharap masyarakat bersama sekolah, bergotong royong membangun kelas darurat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari lingkungan sekitar.

“Sudah kita siapkan anggaran dari Kemendikbud dan modelnya sudah seperti yang kita lakukan di Lombok, dengan Rp. 30 juta, sudah bisa enam kelas. Bahannya tidak beli, hanya atapnya terpal dari Jakarta. Itu bisa bertahan sampai satu tahun, termasuk bantuan pelaksanaannya,” jelasnya.

Sedangkan untuk kebijakan jangka panjangnya, Kemendikbud akan mengadakan relokasi sekolah-sekolah yang sudah tidak dapat digunakan dan sekaligus menerapkan kebijakan zonasi yang saat ini sudah dilakukan.

Sementara itu, untuk menangani pelajar yang mengungsi ke luar Sulteng, Mendikbud mengimbau pemerintah daerah lainnya mengedepankan fleksibilitas dalam menerima siswa baru terdampak gempa di Palu dan Donggala.

“Semua sekolah, di mana saja sekolah itu berada saya minta untuk bersedia menerima anak-anak yang dalam status pengungsi. Urusan administrasi tolong dibuat lebih fleksibel, kedepankan pemenuhan hak anak-anak untuk bisa terus belajar,” imbau Muhadjir.

Termasuk siswa-siswa yang telh memutuskan untuk pindah permanen, Muhadjir berharap sekolah di luar Palu dan Donggala, dapat melayani siswa dengan tidak mengedepankan proses birokrasi. “Intinya semua anak harus belajar tidak boleh tertunda karena bencana ini,” ujarnya.