:
Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Jumat, 5 Mei 2023 | 15:26 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 6K
Manggarai Barat, Info Publik – Jelang penyelenggaraan KTT 42 ASEAN di Labuan Bajo pada tanggal 9-11 Mei 2023 mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar) menggelar ritus adat Teing Hang Kolang (memberi makan leluhur) di Kantor Bupati, Kamis (4/5/2023).
Ritus adat Teing Hang Kolang merupakan tradisi yang masih dipegang dan dilakukan masyarakat Manggarai atau pemerintah baik skala kecil maupun besar.
Ritus sebagai penghormatan dan ungkapan syukur kepada Tuhan melalui leluhur sekaligus memohon pertolongan untuk kelancaran penyelenggaraan KTT 42 ASEAN di Labuan Bajo berjalan dengan lancar dan sukses.
Rangkain ritus diawali reis (penyambutan) tokoh adat Nggorang, Lancang dan Sernaru selaku fungsionaris adat di Labuan Bajo. Adat reis atau penyambutan dilakukan oleh Bupati Manggarai Edistasius Endi sekaligus pelimpahan mandat penuh menjalankan ritus adat Teing Hang Kolang.
Selanjutnya ritus adat dilakukan di Compang (Altar) didepan halaman Kantor Bupati. Compang dalam tradisi Manggarai adalah sebagai altar dimana segala persembahan kepada leluhur disajikan.
Adapun Compang di depan kantor Bupati telah melalui proses adat yang panjang sejak ditetapkan Manggarai Barat sebagai daerah Otonom sendiri mekar dari Kabupaten induk Kabupaten Manggarai yang dikuti ritus adat cahir gendang (pembagian wilayah administrasi).
Kabupaten Manggarai sebagai gendang Ame (Ayah/Bapak), Kabupaten Manggarai Barat sebagai Gendang Kae (Kakak) dan Manggarai Timur sebagai Gendang Ase (adik).
Konon saat itu, dilakukan ritus adat derek compang (Peletakan Batu Altar) selama seminggu dengan puncak kurban penyembelihan seekor kerbau. Saat itu seluruh arwah dari tanah Manggarai Barat diundang melaui ritus adat untuk menempati Compang di depan kantor Bupati. Itulah mengapa setiap dilakukan ritus Teing Hang Kolang atau Pemberian Makan Leluhur dilakukan di Compang ini.
Sebutir Telur ayam kampung dan ayam putih simbol kemurnian hati, ketulusan dan syukur atas rahmat yang Tuhan berikan lewat perantaraan para leluhur. Selain itu sebagai bentuk komunikasi memohon izin kepada para leluhur agar diberi restu, sehingga penyelenggaraan KTT Asean berlangsung aman dan sukses.
Setelah proses adat di Compang, kemudian para leleuhur diundang memasuki kantor Bupati untuk selanjutnya dilakukan prosesi pemberian makan leluhur atau dalam bahasa manggarai disebut Hang Helang.
Ayam Merah dalam bahasa setempat lalong cepang simbol keberanian dan kesiapan. Ayam merah ini didoakan (jaro dalam bahasa Manggarai) selanjutnya disembelih dan dibakar, lalu hati, daging dada dan paha ayam diambil untuk dicampur dengan nasi, telur untuk selanjutnya dipersembahkan menjadi makanan para leluhur yang diletakan pada langkar atau tempat sesajean yang diletakan didalam kantor bupati.
Usai prosesi adat Teing Hang Kolang Bupati Edistasius Endi menjelaskan sebagai masyarakat yang lahir dan hidup dengan budaya, makanan tidak hanya diberi kepada manusia yang masih hidup, tapi juga dengan orang-orang yang sudah meninggal atau para leluhur.
Ditambahkannya ritus sebagai media komunikasi antara manusia Manggarai dan leluhurnya bahwa akan ada acara KTT ASEAN di Labuan Bajo. Leluhur harus tau, supaya para leluhur tidak kaget, maka perlu minta izin sekaligus meminta campur tangan para leluhur agar acara KTT Asean ini lancar dan Sukses.
"Menyadari kita sebagai orang yang berbudaya, Pemda Manggarai Barat dipandu oleh tokoh adat Nggorang, Lancang, dan Sernaru membuat ritus adat Teing Hang Kolang, bagian dari permisi bahwa sebentar lagi kami akan menyelenggarakan acara besar,” katanya.
Dijelaskannya, bahwa ayam Putih sebagai sarana komunikasi budaya dalam ritus Teing Hang Kolang menggambarkan ketulusan hati mensyukuri Labuan bajo ditunjuk sebagai tuan rumah KTT 42 ASEAN. Kemudian ayam merah simbol keberanian dan kesiapan. Mau menunjukan bahwa Manggarai Barat siap menyambut kedatangan para pemimpin dan delegasi ASEAN.
“Ayam putih melambangkan ketulusan dan kepolosan kita semua, hati rakyat Manggarai Barat tulus, polos. Lalu ayam Merah symbol keberanian dan kesiapan, mau mengatakan rakyat Manggarai Barat siap menyambut kedatangan para pemimpin dan delegasi Asean” ungkap bupati.
(MC Kab Manggarai Barat/Tian - Tim IKP Kominfo Mabar).