- Oleh MC KAB KEPULAUAN TANIMBAR
- Selasa, 16 Juli 2024 | 17:35 WIB
: Penyerahan Cenderamata Dari Uskup Diosis Amboina Mgr. Inno Ngutra kepada Pj Bupati Kepulauan Tanimbar Piterson Rangkoratat
Oleh MC KAB KEPULAUAN TANIMBAR, Selasa, 16 Juli 2024 | 10:40 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 357
Saumlaki, InfoPublik - Pembukaan Kegiatan Musyawarah Pastoral Pastores (Muspaspas) Kesukupan Amboina 2024 di Saumlaki Kabupaten Kepulauan Tanimbar Maluku merupakan pertemuan tahunan para pastor, pimpinan komunitas sekesukupan Amboina yang berada di wilayah Provinsi Maluku dan Maluku Utara. Pertemuan tersebut sebagai upaya evaluasi dan perencanaan program Keuskupan Amboina.
“Mana yang membutuhkan perhatian lebih khusus bahkan aspek itulah yang menjadi fokus musyawarah selama 2 pekan ini,” ujar Direktur Urusan Agama Katolik Direktorat Jenderal Bina Masyarakat (Ditjen Binmas), Kementerian Agama RI, Aloma Sarumaha di Lapangan Madrwiak, Saumlaki, Senin (15/7/2024).
Muspasas dikatakannya merupakan ejawantah sebagaimana yang telah dikisahkan (Alkitab) bahwa para murid Yesus di masanya juga melakukan pertemuan untuk membahas setiap permasalahan yang mereka jumpai saat memberitakan injil.
“Juga para murid seperti yang disebutkan dalam kitab suci, mereka selalu diundang untuk sharing apa-apa saja yang mereka alami, apa yang mereka pikirkan dan selanjutnya mencari jalan keluar untuk mengambil sesuatu yang bermanfaat bagi dunia,” katanya.
Selanjang dengan tema, Berjalan Bersama Membangun Gereja Kesukupan Amboina yang Mandiri di 2043 maka hal ini juga beriringan dengan orientasi pemerintah mencapai Indonesia Emas 2045, saat Indonesia berusia 100 tahun.
Sarumaha pun mengajak peserta melihat kembali perjalanan setahun ini, khsusnya mendengarkan penyajian materi dari beberapa narasumber agar mendapat masukan, pencerahan, atau memberi tanggapan atas esensi dari pertemuan ini untuk bersama-sama mencari, menemukan dan merefleksikan tentang kondisi kekinian.
“Dalam kerangka refleksi bersama itulah pemerintah melalui Kementerian Agama khususnya Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik berkolaborasi dengan gereja sebagai mitra termasuk Keuskupan Amboina, utuk bagaimana memberikan layanan prima kepada masyarakat Katolik,” katanya.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya Bimas Katolik menyelenggarakan layanan kepada masyarakat katolik agar dapat melaksanakan tugas-tugas keagamaannya dengan baik dan benar dan memadai. Semakin semarak, penuh toleran, rukun, penuh sukacita.
Layanan ini terdistribusi mulai dari pusat hingga daerah tersebar pada 38 Provinsi, 245 Satker yang ada di kabupaten/kota, 38 Kesukupan dan 1500 Paroki (Jemaat/Jemaah).
“Tugas penting Binmas Katolik adalah bersama mitra memastikan layanan kepada masyarakat katolik, terselenggara dengan baik dan benar, termasuk penyediaan rumah ibadah,” ujarnya.
Kementerian Agama khususnya Dirjen Binmas Katolik memberikan perhatian khusus kepada wilayah 3T. Beberapa waktu lalu Dirjen Binmas Katolik telah melatih 37 Penyuluh Agama Katolik untuk memiliki kemampuan mendampingi penyandang disabilitas sensorik netra. Saat ini sedang dalam proses pengiriman kitab suci edisi Braille kepada 37 Kesukupan dan dalam waktu dekat Kesukupan Amboina akan menerima kiriman kita suci untuk diajarkan kepada warga gereja.
Aloma Sarumaha pun mengharapkan masyarakat terus menjaga kondisi sosial budaya yang kondusif untuk menciptakan kedamaian berbangsa dan bernegara.
"Kita tahu gejolak sosial dewasa ini begitu kencang dan harus mendapat perhatian semua pihak. Salah satu di antaranya adalah bagaimana memperkuat keluarga Katolik di tengah gejolak zaman,” terangnya.
Persolaan-persoalan stunting, KDRT, judi online, narkoba, perkawinan anak, harus menjadi perhatian dalam Muspaspas ini. Dampak dari pesoalan tersebut adalah gereja tidak lagi memikirkan bagaimana mempersiapkan calon Imam, bagaimna mempersiapkan calon Biarawan/Biarawati.
“Sebagai gereja mandiri sekalipun nanti pada tahun 2043, mesti berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” pungkasnya. (MC Kab. Kep. Tanimbar/Wind)