Rumah Radakng, Rumah Adat Syarat Makna

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Jumat, 2 Desember 2022 | 06:05 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 9K


Jakarta, InfoPublik - Berpakaian serba merah dan mengenakan simbol-simbol yang diikatkan di kepala, mereka berkumpul di halaman rumah Radakng. Hari itu, Selasa (29/11/2022), mereka berkumpul untuk menghadiri pembukaan Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) yang dibuka Presiden Joko Widodo.

Halaman rumah ini sangat luas. Ini merupakan salah satu rumah adat suku dayak yang menjadi ciri khas Provinsi Kalimantan Barat.

Rumah Radakng disebut sebagai rumah adat suku Dayak Kayanatn terbesar yang ada di Indonesia. Disebut rumah adat terbesar, karena bangunannya memiliki panjang 138 meter dengan lebar 30 meter dan tinggi 7 meter.

Karena bentuknya yang memanjang, rumah Radakng ini juga biasa dijuluki rumah panjang. Saking besarnya, bangunan rumah ini mampu menampung hingga 600 orang di ruang utamanya. Halaman depan rumah juga didesain cukup luas.

Miniatur rumah ini berada di Komplek Perkampungan Budaya, Jalan Sutan Syahrir, Kota Baru Pontianak, Kalimantan Barat. Rumah panjang ini menjadi ikon Kota Pontianak, selain Tugu Khatulistiwa. Ikon baru ini diresmikan Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis pada 2013.

Rumah Radakng memiliki sejumlah ciri. Rumah ini memiliki kolong atau pondasi rumah yang tinggi. Pondasi yang tinggi ini dimaksudkan untuk perlindungan binatang buas dan musuh

Selain itu, rumah ini memiliki pilar di bagian atas rumah yang berjumlah enam. Pilar-pilar itu juga dilengkapi patung burung Enggang Gading. Bagi masyarakat Dayak, burung Enggang Gading memiliki arti sebagai kekuatan dan kegagahan.

Lainnya, rumah ini juga dilengkapi tangga yang disebut “hejot”. Hejot terbuat dari kayu. Menurut kepercayaan orang Dayak, hejot harus berjumlah ganjil. Material rumah seluruhnya terbuat dari kayu yang berarti melambangkan pulau ini kaya akan jenis kayu. Sementara lantainya berbahan bambu.

Jika diperhatikan, setiap bagian depan rumah Radakng mengarah ke matahari terbit, sedangkan bagian belakangnya menghadap ke arah matahari terbenam. Hal ini melambangkan kerja keras dalam mengarungi kehidupan, mulai ari matahari terbit hingga terbenam.

Bagian belakang rumah biasanya digunakan untuk menyimpan hasil panen dan alat pertanian. Dapur menghadap ke aliran sungai. Hal tersebut dipercaya akan mendatangkan rizki.

Rumah panjang itu juga memiliki banyak ruangan. Halaman rumah juga luas. Halaman ini biasa digunakan untuk ritual atau acara adat.

Rumah Radakng mulai punah sejak tahun 1960-an. Karena itu sangat untuk menemukan rumah Radakng di daerah aslinya. Salah satu yang masih tersisa adalah di Dusun Saham, Kabupaten Landak. Rumah Radakng yang sudah dihuni sejak 140 tahun lalu itu masih bertahan hingga sekarang dan dihuni oleh sekitar 200 orang.

Bagi orang Dayak, rumah panjang merupakan simbol semangat kekeluargaan, persaudaraan, gotong royong dan kebersamaan masyarakat Dayak.(*)

(Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Pimpinan Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Panglima Jilah (kanan) saat menghadiri acara temu akbar Pasukan Merah TBBR di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (29/11/2022). Dalam kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo mengatakan kepada ribuan prajurit Pasukan Merah TBBR bahwa dukungan masyarakat Suku Dayak sangat dibutuhkan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/tom.)