Jejak Kebencanaan dalam Naskah Kuno

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Kamis, 1 Desember 2022 | 12:05 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Pencarian tim gabungan penyelamatan lindu Cianjur membuahkan hasil. Selasa (29/11/2022) mereka berhasil menemukan empat orang yang tertimbun reruntuhan. Keempatnya sudah meninggal.

Dengan penemuan itu total korban meninggal akibat gempa 5,6 SR yang melanda Cianjur Senin (21/11/2022) mencapai 327 orang.

Sejak Senin itu, lindu susulan masih terus terjadi. Dalam cuitan Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, ia menyebut hingga Selasa (29/11/2022) pukul 06.00 WIB, tercatat sudah ada 317 kali gempa.

Cianjur, bukanlah satu-satunya daerah yang rawan gempa. Banyak daerah lain yang juga kerap dilanda gempa. Indonesia memang dikeliling oleh sejumlah sesar yang masih aktif.

Kejadian gempa sudah lama dikenal umat manusia. Rekaman kejadian gempa ini juga terekam dalam manuskrip kuno Nusantara.

Menurut peneliti Senior PPIM UIN Jakarta, Oman Fathurahman dalam 200 tahun terakhir, intensitas gempa di Nusantara lebih banyak dibanding Jepang.

Menurut Oman, masyarakat Nusantara di masa silam mencatat peristiwa lindu berdasarkan waktu terjadinya. Umumnya mereka berpatokan pada kalender hijriyah atau penanggalan Islam. Tak sedikit, catatan-catatan itu juga kerap dikaitkan dengan ramalan atau tafsiran yang memprediksikan akan terjadinya suatu peristiwa lain setelah gempa terjadi.

Oman mencontohkan gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 atau bertepatan dengan 14 Dzulqa’dah 1425 H. Peristiwa yang terjadi pada pagi hari itu, menurut Oman, ditafsirkan akan membuat para pemimpin saling bertikai dan malapetaka akan melanda negeri itu. "Ini berdasarkan manuskrip takwil gempa yang ditulis 200 tahun yang lalu,” kata Oman seperti dilansir dalam ppim.uinjkt.ac.id.

Tak hanya gempa dan tsunami, manuskrip kuno Nusantara juga merekam peristiwa lokuifaksi yang pernah melanda Sulawesi Tengah pada 2019 lalu. Menurut Oman, peristiwa itu tercatat dalam manuskrip koleksi Perpustakaan Nasional kode ML 464. "Jika gempa terjadi pada bulan Muharram waktu asar, maka akan ada suatu daerah berpindah dari satu tempat ke tempat lain,” ujar Oman.

Catatan-catatan itu mestinya bisa menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Dengan mempelajari naskah itu mestinya peristiwa bencana alam itu bisa dimitigasi. "Sehingga tidak menimbulkan banyak korban jiwa," kata Oman.(*)

(Tim SAR gabungan mengoperasikan alat berat untuk mencari korban yang tertimbun longsor akibat gempa Cianjur di Cijedil, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (29/11/2022). Pada hari kesembilan pencarian, Tim SAR gabungan kembali menemukan dua jasad korban dan hingga Selasa (29/11/2022) pukul 14.30 WIB tercatat sebanyak 325 jiwa meninggal dunia akibat gempa Cianjur. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/tom.)