Tak Putus Dirundung Lindu

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 30 November 2022 | 08:05 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (26/11/2022) atau hari keenam korban bencana lindu Cianjur mencapai 318 orang meninggal. Sementara korban luka mencapai 7.729 orang (595 mengalami luka berat dan 7.134 mengalami luka ringan). Sedangkan korban hilang ada 14 orang.

"Penyintas gempa yang masih mengungsi sebanyak 73.693 jiwa. Sebanyak 58.049 rumah rusak (25.186 rumah mengalami rusak berat, rusak sedang 12.496, dan rumah yang mengalami rusak ringan 20.367 buah," kata Deputi III BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan, dalam konferensi pers daring yang di Jakarta, Sabtu (26/11/2022).

Lindu berkekuatan 5,6 skala richter yang melanda Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) juga memporak porandakan sejumlah bangunan. Di antaranya 368 sekolah, 144 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 16 gedung atau perkantoran. Sebanyak 16 kecamatan dan 146 desa terdampak gempa bumi tersebut.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut gempa serupa di wilayah Cianjur pernah terjadi pada 1982 dan 2000. Sumber gempa diyakini berada di zona sesar Cimandiri, yang memiliki potensi gempa hingga magnitudo 6,7.

Karena terus berulang, BMKG pun telah menyatakan wilayah Cianjur sebagai “kawasan rawan gempa permanen.”

Riwayat lindu yang merusak di Cianjur itu tercatat juga pernah terjadi pada 1844. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menuturkan, gempa bumi di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya yang dampaknya sangat merusak terjadi pada tahun 1844, 1879, 1910, dan 1912.

Sejak penggunaan seismograf, Kabupaten Cianjur dan Sukabumi juga tercatat pernah dilanda gempa. BMKG mencatat pada 2 November 1969 wilayah itu pernah dilanda gempa berkekuatan 5,4; 26 November 1973; 10 Februari 1982 berkekuatan 5,5; 12 Juli 2000 (kekuatan gempa 5,4); 12 Juni 2011; 4 Juni 2012; 8 September 2012; 11 Maret 2020; 21 November 2022 (kekuatan gempa 5,6).

Wilayah Cianjur termasuk daerah jalur gempa yang cukup aktif. Wilayah itu terdapat sejumlah sesar yakni sesar Cimandiri, Padalarang, Lembang, Cirata, serta banyak sesar minor lainnya.

Menurut Daryono, kerusakan parah itu disebabkan karakter gempa di wilayah ini pun tergolong dangkal, sehingga tak butuh kekuatan besar untuk menghancurkan infrastruktur. "Kekuatan 4, 5, 6 pun bisa memicu kerusakan," ujar Daryono.

Selain itu, banyaknya korban jiwa dan kerusakan itu disebabkan oleh bangunan di wilayah itu yang tidak disiapkan tahan gempa.

Tak heran jika Presiden Joko Widodo saat mengunjungi korban gempa, Selasa (22/11/2022) meminta pembangunan rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi di Cianjur harus menggunakan standar bangunan antigempa.(*)

(Warga membawa beras di dekat rumah yang rusak akibat gempa bumi di Gasol, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (29/11/2022). Berdasarkan data dari BNPB, hingga hari selasa (29/11) gempa bumi Cianjur menyebabkan sebanyak 30.172 unit rumah mengalami rusak berat, 108.720 orang mengungsi dan 327 orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/nym.)