Arak Bali Naik Kelas

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Kamis, 17 November 2022 | 05:43 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tak hanya menjadi ajang mencari solusi-solusi yang dihadapi dunia, namun juga tempat promosi potensi sang tuan rumah. Itu pula yang dilakukan Indonesia. Sebagai tuan rumah alias Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia menjadikan ajang pertemuan kepala negara itu, untuk mengenalkan sejumlah potensi yang dimilikinya.

Salah satunya mengenalkan warisan budaya yang ada di Bali, yakni arak Bali. Arak Bali terpilih menjadi salah satu yang dijadikan souvenir bagi tamu-tamu negara yang hadir dalam acara itu.

Dalam rangkaian KTT G20 ini, setidaknya ada 50 botol arak Bali 750 ml yang dijadikan oleh-oleh. Buah tangan dan souvenir arak Bali ini hanya diberikan untuk jajaran menteri yang hadir di G20. Arak Bali yang dijadikan souvenir ini dihadirkan dalam lima rasa yaitu manggis, kopi, beri, original, dan ameritha (murni).

Arak Bali yang disajikan di konferensi ini diproduksi langsung dari petani lokal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Karangasem. Arak ini dibuat dari bahan lontar, jaka, dan kelapa dan kemudian dicampur dengan rempah, madu dan buah-buahan untuk menghasilkan varian rasa.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Provinsi Bali merupakan produsen arak terbesar di Indonesia. Total produk yang terdaftar mencapai 422 jenis pada 2020.

Arak Bali ini juga sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui surat keputusan Nomor 414/P/2022.

Arak dibuat dari bahan-bahan alam. Arak Bali murni dapat menggunakan tuak pohon kelapa, pohon enau atau aren, dan pohon lontar. Pemilihan bahan baku arak biasanya tergantung sumber daya alam dan ciri khas desa perajin arak.

Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 menyebut, arak Bali adalah minuman yang dibuat dari bahan baku lokal secara tradisional dan turun-menurun. Minuman ini dikemas secara sederhana dan mengandung ethil alkohol atau etanol (C2H5OH). Proses pembuatannya, melalui fermentasi dan distilasi dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat.

Berdasarkan data BPOM, arak Bali biasanya digunakan masyarakat setempat sebagai keperluan upacara adat. Selain itu, juga untuk penghangat tubuh. Bagi masyarakat Bali, arak juga punya khasiat menurunkan demam, obat rematik dan diabetes, meremajakan kulit, serta campuran bahan makanan.

Bahan membuat arak Bali murni beragam, tergantung sumber daya alam dan ciri khas desa perajin arak. Beberapa bahan yang dapat digunakan, seperti nira pohon kelapa, pohon enau (aren), dan pohon ental (lontar). Petani arak akan menyadap nira pohon kelapa sehari dua kali. Hasil sadapan ini kemudian dikumpulkan dalam wadah.

Setelah terkumpul, nira diberi serabut kelapa dan disimpan untuk proses fermentasi selama dua sampai tiga hari. Para petani kadang juga menggunakan kulit kayu bayur atau kutat dalam proses fermentasi ini. Selesai masa fermentasi, nira yang kadar alkoholnya meningkat berubah rasa dan tekstur. Nira hasil fermentasi ini kemudian disuling selama kurang lebih 12 jam.(*)

(Seorang pembeli sedang menunjukkan arak Bali yang dibelinya. Foto: tangkapan layar instagram @THE AUTHENTIC ARAK BALI.)