Lima Obat Sirop Ini Diduga Biang Kerok Gagal Ginjal Akut

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 31 Oktober 2022 | 08:47 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 4K


Jakarta, InfoPublik - Langkah pemerintah membuahkan hasil positif. Upaya pencegahan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) berhasil, setelah pemerintah menarik peredaran lima obat sirop. Kelima obat yang ditarik itu adalah:
1. Termorex Sirup (obat demam)
Produksi PT Konimex
Nomor izin edar DBL7813003537A1
Kemasan dus, botol plastik @60 ml.
2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu)
Produksi PT Yarindo Farmatama
Nomor izin edar DTL0332708637A1
Kemasan dus, botol plastik @60 ml.
3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu)
Produksi Universal Pharmaceutical Industries
Nomor izin edar DTL7226303037A1
Kemasan dus, botol plastik @60 ml.
4. Unibebi Demam Sirup (obat demam)
Produksi Universal Pharmaceutical Industries
Nomor izin edar DBL8726301237A1
Kemasan dus, botol @60 ml.
5. Unibebi Demam Drops (obat demam)
Produksi Universal Pharmaceutical Industries
Nomor izin edar DBL1926303336A1
Kemasan dus, botol @15 ml.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kelima sirop itu mengandung cemaran etilen glikol (EG) yang melebihi ambang batas aman. "Begitu obat (sirop) itu diberhentikan, turunnya lebih dari 95 persen yang masuk ke rumah sakit," kata Menteri Budi di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).

Menurut Budi, setelah diperiksa, obat sirop itu mengandung unsur kimia yang berbahaya. "Penyebabnya sudah hampir kemungkinan besar ya, kemungkinannya tinggi sekali itu disebabkan oleh obat (sirop)," ujar dia.

Untuk menangani kasus gagal ginjal akut, pemerintah mendatangkan obat

obat untuk menangani pasien gagal ginjal akut yakni Fomepizole dari sejumlah negara. Fomepizole adalah obat untuk mengatasi keracunan etilen glikol dan dietilen glikol yang diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak-anak.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyebut telah mendatangkan 30 vial antidotum fomepizole dari Singapura untuk pasien di RSCM. Sebanyak 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut di rumah sakit itu kondisinya membaik setelah menerima obat itu. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar etilen glikol (EG) pada 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi dan mereka sudah bisa mengeluarkan air seni.

Sementara 16 vial dari Australia diberikan kepada rumah sakit rujukan di Padang, Surabaya, Medan, dan Aceh, sedangkan 200 vial fomepizole donasi dari Takeda Jepang akan tiba pekan depan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, korban gagal ginjal akut hingga Rabu (26/10/2022) mencapai 269 orang. Kasus itu tersebar di 27 provinsi Indonesia. Sebanyak 157 pasien di antaranya atau sekitar 58 persen dinyatakan meninggal dunia.

"Yang dirawat 73 kasus, 157 kasus di antaranya meninggal berarti 58 persen. Lalu yang sembuh 39 kasus," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Syahril dalam konferensi pers, Kamis (27/10).

Dengan jumlah sebesar itu, artinya ada penambahan 14 pasien baru dibandingkan dengan data 24 Oktober 2022. Berdasarkan sebaran data, DKI Jakarta masih menjadi provinsi tertinggi dengan temuan kasus dan kematian akibat gangguan ginjal akut.(*)

(Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersiap memimpin kegiatan G20 the 2nd Health Ministers Meeting (HMM) di Jimbaran, Badung, Bali, Kamis (27/10/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/POOL/rwa.)