Transformasi TNI dan Perang Melawan Covid-19

:


Oleh Norvantry Bayu Akbar, Selasa, 6 Oktober 2020 | 16:15 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Tahun ini bangsa Indonesia memasuki usia kemerdekaan yang ke-75 tahun. Artinya, 75 tahun pula usia Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selama 75 tahun itu, sejak perjuangan kemerdekaan hingga kini, menunjukkan bahwa TNI adalah penjaga utama kedaulatan negara.

Menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Pertahanan negara memang fokus utama TNI. Namun, selama ini kontribusi untuk bangsa dan negara bukan hanya melalui Operasi Militer untuk Perang (OMP) saja. Melalui Operasi Militer Selain Perang (OMSP), TNI dengan sigap membantu rakyat yang sedang menghadapi bencana alam, termasuk pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sekarang ini.

Oleh karena itu, dalam amanat yang disampaikan secara virtual pada peringatan HUT ke-75 TNI dari Istana Negara, Jakarta, Senin (5/10/2020), Presiden Joko Widodo mewakili rakyat Indonesia menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga besar dan institusi TNI.

"Kepada para prajurit yang sedang bertugas di manapun, juga kepada para purnawirawan yang telah mewariskan institusi dan prajurit TNI yang selalu berbakti untuk kemajuan negeri dalam dunia yang selalu berubah. Sebagai Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia, saya menaruh harapan besar dan selalu mendukung transformasi penguatan TNI," katanya.

Transformasi terus menjadi perhatian Kepala Negara dalam beberapa tahun terakhir. Sebab, menurutnya saat ini dunia sudah berubah dengan sangat cepat dan bergerak dengan sangat dinamis. Oleh karenanya, transformasi organisasi TNI juga harus terus dilakukan sesuai dengan dinamika lingkungan strategis, dinamika ancaman, dan perkembangan teknologi militer.

Makanya, dalam lima tahun terakhir, TNI telah melakukan transformasi organisasi secara signifikan dengan melakukan pembentukan satuan-satuan organisasi baru. Pada organisasi tempur, misalnya, telah dibentuk Divisi 3 Kostrad, Komando Operasi 3 Angkatan Udara, Armada 3 Angkatan Laut, dan Pasukan Marinir 3.

Selain itu dibentuk pula kekuatan gabungan TNI, terutama tiga Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan), serta skuadron drone Angkatan Udara dan Satuan Siber TNI.

"Pembentukan satuan-satuan organisasi baru ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk terus melakukan transformasi organisasi TNI agar TNI semakin kokoh dalam menjalankan perannya," tutur Presiden.

Transformasi Teknologi dan Personel

Namun demikian, Presiden juga mengingatkan bahwa tidak ada artinya transformasi organisasi jika tidak diikuti dengan transformasi teknologi dan para personel yang mengendalikannya. Pasalnya, saat ini dunia sudah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang menghasilkan teknologi-teknologi baru yang mengagumkan, termasuk teknologi militer.

Kemajuan teknologi ini mengharuskan TNI siap mengantisipasi karakter baru pertempuran masa depan yang bisa saja mempunyai daya hancur lebih besar, pertempuran yang berjalan lebih singkat dalam menentukan pemenang, atau pertempuran hibrida yang menggabungkan berbagai taktik sekaligus, baik taktik konvensional dengan non konvensional, serta taktik lintas dimensi, baik sosial, politik, maupun ekonomi.

Untuk itu, Presiden menegaskan pemerintah akan bersungguh-sungguh untuk mengubah kebijakan, dari kebijakan belanja pertahanan menjadi kebijakan investasi pertahanan jangka panjang yang dirancang sistematis dan dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan.

"Hanya melalui investasi pertahanan jangka panjang yang terencana, TNI akan mampu menjadi kekuatan perang modern yang mengikuti perkembangan teknologi termaju," ujarnya.

Transformasi selanjutnya adalah pada personel TNI. Menurut Kepala Negara, Indoneisa patut bersyukur bahwa telah tertanam kuat karakter pejuang dalam diri prajurit TNI yang melekat dan terlembaga dalam pengabdian di manapun berada.

Karakter pejuang di sini adalah selalu siap untuk bersinergi dengan berbagai elemen bangsa, termasuk antarkorps, antarmatra, antarinstansi, serta antara TNI dan POLRI, yang menjadi kunci untuk membangun kekuatan pertahanan yang semakin kokoh dan efektif.

Oleh karena itu, Indonesia perlu TNI yang profesional, yang benar-benar terdidik dan terlatih, dan terus menerus meningkatkan kemampuannya agar selalu siap memenuhi panggilan tugas.

"Saya ucapkan terima kasih kepada para prajurit TNI yang selalu siap memenuhi panggilan tugas yang setia mengawal Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang dengan penuh kesungguhan bertugas di daerah pedalaman, di wilayah perbatasan, di wilayah terpencil, di pulau-pulau terdepan, dan yang bertugas di luar negeri sebagai Pasukan Pemelihara Perdamaian," ucap Presiden.

Di akhir amanatnya, Presiden meminta prajurit TNI untuk terus meningkatkan kemampuan, profesionalisme, dan kesiapsiagaan menerima penugasan.

"Pegang teguh amanat Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Jagalah terus kemanunggalan TNI dengan rakyat. Jadikanlah sinergi sebagai kekuatan membangun Negeri, membawa Indonesia menjadi negara maju," tandasnya.

Perang Melawan Covid-19

Tahun ini seluruh dunia telah menyatakan perang melawan Covid-19. Sejak mewabah awal tahun, virus corona jenis baru itu telah menjangkit lebih dari 200 negara. Korbannya pun tak tanggung-tanggung. Sebanyak lebih dari 35 juta terkonfirmasi positif Covid-19 di mana lebih dari 1 juta di antaranya meninggal dunia.

Sementara itu, di Indonesia sendiri Covid-19 telah menjangkit lebih dari 300 ribu orang di mana lebih dari 230 ribu di antaranya sembuh dan lebih dari 11 ribu telah meninggal dunia. Ini berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 per 5 Oktober 2020.

Dalam perang melawan virus ini, Indonesia telah melibatkan prajurit TNI sedari awal Covid-19 mewabah, bahkan jauh sebelum masuk ke Indonesia.

Pertama kali, TNI dilibatkan saat menjemput 243 WNI yang berhasil dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, di Batam, Kepulauan Riau, untuk dipindahkan ke Natuna, Kepulauan Riau, pada awal Februari lalu. Di sana, seluruh WNI tersebut menjalani masa karantina di Lanud Raden Sadjad selama 14 hari, di mana TNI termasuk pihak yang menyiapkan fasilitasnya.

Selanjutnya, pada akhir Februari, TNI dilibatkan kembali saat menjemput 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream dengan menggunakan KRI dr Soeharso, ketika kapal pesiar tersebut berlabuh di Tanjung Durian dekat Kepulauan Riau. Usai dijemput, mereka dibawa ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, untuk menjalani karantina selama 14 hari.

Menyusul kemudian, masih dengan KRI yang sama, TNI menjemput 68 WNI ABK Diamond Princess yang telah dijemput dari Yokohama, Jepang, di Pelabuhan PLTU Indramayu, Jawa Barat, pada awal Maret. Seluruh ABK Diamond Princess tersebut juga dikarantina bersama 188 ABK World Dream di Pulau Sebaru Kecil.

Dalam operasi kemanusiaan ini, TNI tentu tidak bekerja sendiri. Institusi yang dipimpin Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto itu bersinergi bersama Polri dan dibantu kementerian/lembaga serta relawan yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) bentukan TNI.

Mereka ditempatkan di empat wilayah, antara lain DKI Jakarta, Natuna (Kepulauan Riau), Pulau Sebaru (Kepulauan Seribu), dan Pulau Galang (Batam). Masing-masing wilayah dipimpin Panglima Komando Utama Operasi (Pangkotama Ops).

Saat ini, tim gabungan tersebut lebih fokus pada penanganan Covid-19 di Wisma Atlet, Jakarta, yang telah dialihfungsikan sebagai RS Darurat Penanganan Covid-19. Di sini, Kogasgabpad membentuk tiga satgas.

Pertama, Satgas Pendamping beranggotakan tenaga medis dari Kementerian Kesehatan, Puskes TNI, Puskesad, Yonkes Kostrad, Yonkes Marinir, Yonkes AU, Dokkes Polri, dan sukarelawan, yang bertugas menangani pasien Covid-19 secara langsung di ring-1.

Kedua, Satgas Pendukung dari Kogabwilhan-1, Kodam Jaya, Satkomlek TNI, Yon Bekang, Kementerian PUPR, ahli gizi, dan chief, yang menangani dukungan kodal, kemarkasan, administrasi logistik, serta peralatan. Mereka bertugas di ring-2.

Terakhir, Satgas Pengamanan dari Kopassus, Marinir, dan Paskhas yang ditempatkan di ring-1, ring-2, dan ring-3.

Selain itu, kini TNI kembali bersama Polri juga turut ditugaskan oleh Presiden dalam upaya penegakan protokol kesehatan Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia. Harapannya, dengan adanya pelibatan TNI dan Polri, masyarakat dapat lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab, itu merupakan salah satu cara paling efektif untuk menekan penyebaran Covid-19.

"Terima kasih atas peran aktif TNI dalam penanganan dampak pandemi Covid-19, baik dalam mendisiplinkan penerapan protokol kesehatan maupun perawatan di Rumah Sakit TNI," ucap Presiden. (Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan)