Nilai-nilai Pancasila Mengatasi Badai Pandemi

:


Oleh Norvantry Bayu Akbar, Sabtu, 3 Oktober 2020 | 20:32 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi lebih dalam lagi maknanya daripada itu, yakni sebagai way of life atau prinsip hidup bangsa Indonesia. Pasalnya, sebelum Pancasila tercetus, Presiden Soekarno secara akademik telah menganalis dari segi historis, filosofis, sosial, dan budaya, sampai asas legalitasnya sejak zaman pra-Hindu.

Menurut Bung Karno, sapaan akrab Presiden pertama Indonesia itu, ideologi yang akan dijadikan sebagai dasar negara haruslah memenuhi dua syarat, antara lain bersifat meja statis dan bintang petunjuk dinamis.

Bersifat meja statis artinya harus berasal dari elemen-elemen yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Sebab, jika menggunakan elemen dari luar, maka dipastikan di dalam negeri tidak semuanya akan menerima. Itulah mengapa hingga saat ini Pancasila bisa bertahan.

Sedangkan bintang petunjuk dimanis maksudnya adalah bahwa dengan Pancasila, kita bisa mengupayakan persatuan yang akan membawa ke kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, seharusnya Indonesia bisa melewati segala aral yang menerpa, tidak terkecuali badai pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19, asalkan seluruh elemen bangsa ini bersatu dan berpegang teguh pada Pancasila.

Inilah yang ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo saat memperingati Hari Kesaktian Pancasila di tengah-tengah situasi pandemi Covid-19.

“Tantangan dan ujian dalam berbagai bentuk kita hadapi di zaman kemerdekaan, di masa pembangunan, pada era globalisasi, dan sekarang, negara kita ditantang dengan ujian yang tak alang-kepalang: pandemi Covid-19. Semua tantangan itu selalu dapat kita lewati dan kita menangi berkat kekuatan yang nyata, yaitu persatuan dan persaudaraan bangsa yang dipandu ideologi Pancasila,” demikian kata Kepala Negara melalui unggahan di akun Facebook pribadinya, Kamis (1/10/2020).

Pesan serupa juga sudah disampaikan oleh Presiden beberapa waktu lalu, tepatnya pada peringatan Hari Kelahiran Pancasila, 1 Juni 2020. Menurutnya, Indonesia patut bersyukur bahwa Pancasila tetap menjadi bintang penjuru untuk menggerakkan bangsa ini.

Menggerakkan persatuan dalam mengatasi semua tantangan. Menggerakkan rasa kepedulian sesama untuk saling berbagi. Memperkokoh persaudaraan dan kegotongroyongan untuk meringankan beban seluruh anak negeri. Serta menumbuhkan daya juang bangsa dalam mengatasi setiap kesulitan dan tantangan yang dihadapi.

Maka itu, Presiden meminta kepada seluruh komponen bangsa untuk menghadirkan secara nyata nilai-nilai luhur Pancasila, khususnya dalam rangka mengatasi pandemi Covid-19 secara bersama-sama.

"Pancasila harus terus menjadi nilai yang hidup dan bekerja dalam kehidupan kita. Nilai yang bekerja dalam kebijakan dan keputusan Pemerintah. Nilai yang hidup dan terus bergelora dalam semangat rakyat Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, Presiden juga mengajak seluruh penyelenggara negara, baik pusat maupun daerah, untuk terus meneguhkan keberpihakkan kepada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan akibat pandemi, tanpa membeda-bedakan kelompok, ras, dan agama. Sebab, sudah merupakan kewajiban bagi pemerintah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Lebih lanjut Kepala Negara juga mengajak seluruh elemen bangsa di mana pun berada untuk terus memperkokoh tali persatuan dan persaudaraan, saling membantu, saling menolong, dan saling gotong royong, serta selalu optimistis bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pemenang dalam menghadapi setiap tantangan yang menghadang.

"Kekurangan dan kelemahan tidak menghalangi kita untuk terus maju. Kekurangan dan kelemahan harus sama-sama kita perbaiki, harus kita jadikan momentum perubahan untuk memicu lompatan kemajuan agar kita jadi bangsa yang kuat dan mandiri, yang berdiri di atas kaki sendiri," tegasnya.

Lilin Pancasila Selalu Menyala

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam pidato virtualnya pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini mengatakan bahwa Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia harus menyala pada setiap hati individu, baik dalam setiap perbuatan kecil maupun besar.

Menurutnya, adanya peringatan Hari Kesaktian Pancasila menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan refleksi diri di mana kita mengenal Pancasila sebagai falsafah negara, ideologi bangsa, dan akar yang menyambung masa lalu dan masa depan.

Akan tetapi, pada masa pandemi seperti sekarang mungkin sulit bagi bangsa ini membayangkan sisi positif dari bencana nonalam yang menerpa seluruh dunia tersebut. Hal itu dikarenakan pada saat yang bersamaan terjadi krisis kesehatan, ekonomi, dan pembelajaran.

Namun demikian, Mendikbud justru menilai bahwa pada saat sulit seperti saat inilah sila-sila Pancasila justru terlihat jelas mendarahdaging pada masyarakat.

"Kalau kita melihat sekeliling kita dengan lebih peka, kita bisa melihat begitu banyak pahlawan Pancasila yang menyalakan lilin-lilin kemanusiaan di lingkungannya masing-masing," katanya.

Lilin Pancasila, dirinya mencontohkan, terlihat menyala dalam pengorbanan tenaga medis yang mempertaruhkan nyawanya setiap hari untuk menyelamatkan pasien Covid-19. Juga saat ribuan mahasiswa yang sudah kesulitan dengan tantangan pembelajaran daring menyalonkan dirinya sebagai sukarelawan dalam penanganan Covid-19.

Selain itu, lilin Pancasila menyala pula di dalam kepemimpinan pada masa krisis, di mana banyak pemimpin di sektor pemerintahan dan swasta yang berani mengambil risiko dan bergerak cepat untuk meringankan penderitaan masyarakat.

"Kita melihat banyak pemilik usaha kecil yang mengorbankan labanya, agar karyawannya tidak perlu dilepas walau pelanggan lenyap. Kita melihat pemimpin umat di tempat-tempat ibadah yang menggalangkan dana untuk membantu rakyat yang agamanya berbeda dari dirinya," imbuhnya.

Lalu lilin Pancasila juga menyala saat seniman dalam kondisi ekonomi terpuruk masih menyelenggarakan pertunjukan seni secara daring untuk mengingatkan rakyat betapa indahnya kebhinekaan Indonesia.

Kemudian saat guru-guru yang mendatangi rumah pelajar di daerah terpencil agar mereka bisa belajar dan saat orang tua setelah seharian mencari nafkah masih sempat membaca dan bermain bersama anaknya. Di situ lilin Pancasila pun secara nyata terlihat menyala.

"Di masa krisis seperti saat ini, lilin-lilin Pancasila menerangi kegelapan di mana-mana. Pandemi ini menantang kita dan menguji ketangguhan kita sebagai rakyat Indonesia. Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia harus menyala di hati kita masing-masing dalam setiap perbuatan kecil dan besar yang bisa kita lakukan bagi sesama," tandas Mendikbud.

Satu hal yang dapat dipetik dari ajakan Presiden dan Mendikbud. Kita sebagai sebuah bangsa yang besar seharusnya optimistis dapat melalui badai pandemi Covid-19 ini asalkan bersatu dan memegang teguh nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sudahi saling tuduh dan saling menyalahkan. (Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)