Minggu, 2 Maret 2025 8:20:8

BNPT: Penanggulangan Terorisme melalui Pembumian Pancasila

:


Oleh Berry, Kamis, 17 Oktober 2019 | 09:29 WIB - Redaktur: Admin - 455


JPP, JAKARTA - Terorisme di Indonesia didominasi oleh masuknya pemahaman baru dari luar negeri yang menyasar kaum-kaum yang tidak paham Pancasila. Kurangnya pemahaman sejak dini terhadap nilai-nilai Pancasila menjadi penyebab utama masih ada warga negara Indonesia yang terpapar paham terorisme.

Hal itu ditegaskan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Marsekal Muda TNI Adang Supriyadi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional “Simpul Strategis Pembumian Pancasila” di Merlynn Park Hotel, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

“Pancasila itu terdengar sederhana, tapi kalau kita memahami secara mendalam maknanya maka kita akan tahu kalau Pancasila itu tidak ternilai harganya,” tegas Adang.

Selanjutnya Adang menjelaskan, upaya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk membumikan Pancasila adalah langkah jenius dan sangat tepat melihat dinamika perkembangan kasus terorisme yang muncul di Indonesia.

Bahkan, menurut data BNPT masih ada beberapa warga negara Indonesia di luar negeri yang ikut terpapar paham terorisme. “Masyarakat harus melek situasi, harus melihat kondisi saat ini. Jangan kita terlena oleh urusan pribadi padahal terorisme ada di sekitar kita,” ujarnya.

Adang menegaskan, BNPT bersama BPIP dan Kemendagri terus berusaha mensosialisasikan pentingnya pemahaman Pancasila melalui kegiatan pembumian Pancasila dengan melibatkan Kesbangpol di daerah. Terlebih, saat ini BNPT telah menyasar ASN Kementerian/Lembaga untuk lebih mencintai Pancasila dan jangan sampai terpapar paham terorisme.

Selain melalui terjun langsung ke lapangan, menurut Adang, BNPT mencoba mulai menyasar ke media sosial mengingat pertumbungan pengguna media sosial saat ini semakin lama semakin meningkat.

“Kita sudah tidak bisa memanfaatkan cara konvensional untuk membumikan Pancasila dan melawan paham terorisme, namun teknologi dalam hal ini media sosial adalah solusi paling ampuh,” jelas Adang.

Lebih lanjut Adang mengimbau agar ASN (aparatur sipil negara) melek teknologi. “Mari kita gunakan media sosial untuk menyebarkan konten positif, itu sangat penting untuk menangkal berbagai berita hoaks dan konten terorisme,” pungkas Adang. (dgr/nbh)