Ekonomi Berdenyut, Jumlah Penumpang Pesawat Meningkat Signifikan

:


Oleh Endang Kamajaya Saputra, Senin, 31 Agustus 2020 | 18:32 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 932


Jakarta, InfoPublik - Presiden Direktur Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengklaim, minat masyarakat untuk berpergian dengan menggunakan pesawat meningkat. Buktinya jumlah penumpang dan pergerakan pesawat naik secara signifikan di 19 bandara yang dikelola AP II.

Berdasarkan data yang disampaikan AP II, jumlah pergerakan pesawat pada periode 1 - 6 Agustus 2020 meningkat 41 persen dibandingkan periode 1 - 6  Juli 2020. "Ke-19 bandara Angkasa Pura II dalam 6 hari itu melayani 4.500 traffic pesawat yang mengangkut sekitar 400.000-an penumpang," kata Awal, dalam keterangan tertulis di Jakarta, 17 Agustus 2020.

Lebih lanjut, Awal menegaskan, sejak terjadinya pandemi Covid-19, AP II selalu mengikuti standard operating procedure (SOP) pengelolaan bandara yang diterapkan Pemerintah.

Health screening dan semua penambahan SOP kesehatan harus dimaklumi oleh para pengguna jasa bandara, baik itu penumpang maupun operator maskapai. Semua SOP itu dijamin regulasi, sehingga  harus melakukannya dengan konsisten.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, berharap, melalui Safe Travel Campaign, kepercayaan masyarakat terhadap transportasi udara dapat cepat kembali pulih. Ia mendorong seluruh Pemerintah Daerah mau mendukung Safe Travel Campaign yang diinisiasi INACA dengan restu dari Kementerian Perhubungan.

Ia mengatakan bahwa jangan sampai upaya kami menaikkan jumlah penumpang, lantas pihak airlinesnya disorot oleh Pemda. Sudah jelas kami telah menjalankan protokol kesehatan yang baik dari sisi bandara, maskapai, sampai ke hotel demi bisa meningkatkan lagi perekonomian.

Selanjutnya, PT Angkasa Pura II (Persero) memproyeksikan jumlah penumpang pesawat mencapai 4,698 juta orang secara bulanan pada akhir tahun nanti. Jumlah itu sekitar 50 persen dibanding jumlah normal sebelum pandemi virus corona (covid-19).

Direktur Utama AP II Awaluddin menyebut prediksi dibuat berdasarkan uji stres (stress test) yang dilakukan oleh operator bandara. Ia optimistis pada Desember 2020, AP II akan mencatatkan jumlah penumpang bulanan sebanyak 4,68 juta orang. 

Sementara, penumpang normal sebelum covid-19 pada Januari 2020 berada di kisaran 8,03 juta orang dan Februari sebesar 7,02 juta orang.

AP II menyiapkan tiga skenario, yaitu baik, sedang, dan buruk. Untuk skenario baik dengan capaian penumpang akhir tahun sebesar 4,68 juta orang. Diperkirakan lalu lintas pesawat dapat mencapai 50,76 ribu pesawat. Secara total, sepanjang tahun diprediksi sebanyak 39 juta orang akan melakukan perjalanan dengan total penerbangan sebanyak 448 ribu.

Sementara, untuk skenario sedang, diperkirakan pada Desember 2020, AP II dapat melayani 3,78 juta penumpang dengan lalu lintas sepadat 45,15 ribu penerbangan. Secara total tahunan, akan ada 34,61 juta orang yang bepergian dan 405 ribu pesawat yang diterbangkan.

Terakhir, pada skenario buruk diproyeksikan hanya akan ada 2,24 juta penumpang yang memutuskan terbang dengan total penerbangan sebesar 28,79 ribu. Totalnya, 29,36 juta orang bepergian menggunakan 351 ribu pesawat pada 2020.

Skenario terbaik dipilih Awaluddin karena bercermin dari catatan pertumbuhan penerbangan pada Juli lalu yang cukup baik. Sebanyak 19 bandara AP II mencatatkan 1,5 juta orang melakukan perjalanan sepanjang bulan.

Dari angka tersebut, ia mengestimasikan terjadi perputaran uang di industri penerbangan sebesar Rp1,9 triliun. Ini meliputi penjualan tiket, penjualan ritel di bandara, dan ongkos transportasi darat menuju bandara.

"Jadi saya rasa betul kalau di suatu daerah bandara, apalagi Soekarno-Hatta yang menjadi trigger (pemicu) perekonomian memang memberi dampak cukup signifikan," ujarnya.

Sejumlah bandara di Indonesia mulai ramai dikunjungi penumpang. Salah satu tren peningkatan terjadi di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, setelah sebelumnya ikut sepi akibat terdampak pandemi Covid-19.

Lalu lintas penerbangan semakin bergeliat di bandara tersibuk di tanah air ini. Puncak kesibukan sejak masa pandemi Covid-19, terjadi pada Jumat, 14 Agustus 2020.

Pergerakan pesawat di hari tersebut mencapai 524 penerbangan atau 43,6% dari kapasitas yang ada yakni 1.200 penerbangan/hari. Tak hanya traffic terbang yang melonjak, jumlah penumpang juga mencapai titik puncak yaitu mencapai 45.745 penumpang dalam sehari.

Sebelumnya di tengah pandemi ini pergerakan pesawat pada April 2020 hanya sekitar 200 penerbangan/hari. Adapun pada Mei 2020 sekitar 100 penerbangan/hari dan pada Juli 2020 juga sekitar 300 penerbangan/hari.

Kenaikan signifikan

Selanjutnya, Awaluddin menilai bahwa adanya peningkatan menjadi indikator terjaganya kepercayaan masyarakat terhadap sektor penerbangan nasional di tengah pandemi.

"Kami berharap tren peningkatan pergerakan pesawat dan jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta ini dapat terjaga. Sebanyak 500 penerbangan/hari diharapkan juga menjadi angka psikologis yang baru di tengah pandemi ini, untuk kemudian angka tersebut secara perlahan dapat kembali meningkat lebih tinggi lagi," jelasnya.

Ia memprediksi jumlah penumpang pesawat di 19 bandara dapat tembus 2 juta penumpang pada Agustus 2020. Adapun pada Juli 2020 jumlah penumpang telah mencapai sekitar 1,5 juta penumpang.

Di lokasi lain, Bandara Husein Sastranegara, Bandung, yang juga dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) bersiap melayani kembali penerbangan pesawat jet mulai Kamis 20 Agustus 2020.

Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan sudah menerbitkan surat Nomor AU.004/3/20/DRJU.DAU.2020 perihal Penataan Rute Penerbangan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, dan Bandar Udara Internasional Kertajati, Majalengka.

Hal ini dilakukan guna peningkatan pelayanan bagi masyarakat dengan memperhatikan kegiatan operasional transportasi udara dalam masa kegiatan masyarakat produktif dan aman dari C-19 serta pemulihan aktivitas ekonomi dan pariwisata.

"Sesuai surat tersebut, Husein Sastranegara dapat melayani penerbangan berjadwal rute domestik dengan pesawat baling-baling [propeller] dan pesawat jet untuk rute dari/ke Medan, Pekanbaru, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Denpasar dan Makassar," papar Awaluddin lagi.

Selain itu, dia mengatakan, Husein Sastranegara juga dapat melayani penerbangan berjadwal luar negeri, lalu rute penerbangan berjadwal/tidak berjadwal untuk dalam/luar negeri, serta penerbangan bukan niaga dalam/luar negeri.

Berdasarkan surat Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Bandara Kertajati yang juga dikelola Angkasa Pura II juga dapat melayani seluruh penerbangan berjadwal/tidak berjadwal dalam negeri dengan pesawat propeller atau jet, lalu penerbangan niaga berjadwal luar negeri, penerbangan tidak berjadwal dalam/luar negeri, serta penerbangan bukan niaga dalam/luar negeri.

Lebih jauh, Bandara Lombok yang dikelola PT Angkasa Pura I juga mengalami pertumbuhan penumpang, bahkan sebesar 188% pada bulan Juli 2020 dibandingkan Juni 2020. Sebanyak 49.861 penumpang dilayani bandara ini selama Juli 2020, sementara pada bulan sebelumnya hanya ada 17.314 penumpang yang tiba dan berangkat dari Bandara Lombok.

Pergerakan pesawat pada bulan Juli 2020 juga mengalami peningkatan. Jika pada Juni 2020 hanya ada 333 pergerakan, pada Juli 2020 tercatat sebanyak 777 pergerakan pesawat atau tumbuh 133%.

"Peningkatan jumlah penumpang dan pergerakan pesawat pada bulan Juli ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah melalui Surat Edaran (SE) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 9 Tahun 2020 yang dikeluarkan pada 26 Juni lalu," terang General Manager Bandara Lombok Nugroho Jati belum lama ini.

Menurut Surat Edaran tersebut, persyaratan calon penumpang penerbangan domestik antara lain surat keterangan hasil uji rapid test dengan hasil non-reaktif atau uji tes PCR (swab) dengan hasil tes negatif yang berlaku selama 14 hari.

Nugroho Jati bilang jika dirata-ratakan per hari, pada bulan Juni 2020 terdapat 577 penumpang per hari sedangkan Juli 2020 1.608 penumpang per hari. Untuk bulan Agustus 2020, sampai dengan kemarin rata-rata penumpang yang tiba dan berangkat dari Bandara Lombok mencapai 2.315 penumpang per hari.

Namun, jika dibandingkan antara periode Januari hingga Juli 2020 dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah penumpang dan pergerakan pesawat di Bandara Lombok tercatat turun cukup signifikan.

Akibat merebaknya pandemi global Covid-19 dan kebijakan pembatasan penerbangan, pengguna jasa Bandara Lombok pada Januari-Juli 2020 turun 49% dibandingkan periode Januari-Juli 2019, yaitu dari 1,5 juta penumpang menjadi hanya 780 ribu penumpang.

Sementara pergerakan pesawat anjlok dari 18 ribu pergerakan di tahun lalu menjadi 9 ribu pergerakan pesawat di Januari-Juli 2020 ini, atau mengalami penurunan sebesar 50%.

Saat ini, maskapai penerbangan yang telah kembali membuka operasionalnya di Bandara Lombok adalah Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, Wings Air, serta Indonesia AirAsia. Rute yang dilayani antara lain tujuan Jakarta, Surabaya, Denpasar, Bima, Sumbawa Besar, serta satu tujuan ke luar negeri, yaitu ke Kuala Lumpur, Malaysia.

"Mudah-mudahan seiring berjalannya waktu, jumlah maskapai dan rute penerbangan akan terus bertambah. Kami selaku pengelola bandara pun saat ini tetap mengedepankan protokol kesehatan dan menerapkan prosedur pelayanan demi mencegah penyebaran Covid-19," pungkas Nugroho Jati.

Nah, dengan adanya kenaikan jumlah penumpang pesawat di berbagai bandara yang sibuk di Indonesia dapat dikatakan bahwa perekonmian mulai berdenyut lagi meski masih dilanda pandemi. (*)

Foto: Penumpang pesawat dengan protokol saat pandemi (Antara)