Bank Dunia Pinjamkan Indonesia Rp 3,6 T Tangani Pandemi

:


Oleh Endang Kamajaya Saputra, Rabu, 3 Juni 2020 | 11:27 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 526


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan dana sebesar US$250 juta atau sekitar Rp3,6 triliun (kurs Rp14.500) dari Bank Dunia akan digunakan untuk penanganan wabah Covid-19. 

Tujuan dari dana tersebut mulai dari mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi virus, meningkatkan tanggapan terhadap pandemi Covid-19, serta mendukung penguatan sistem nasional dalam kesiapsiagaan kesehatan masyarakat.

"Dengan dukungan dari lembaga seperti Bank Dunia, kami berkomitmen untuk memperkuat kapasitas dalam hal pencegahan, pengujian, perawatan serta sistem informasi, dan pada saat yang bersamaan memastikan kondisi kerja yang aman bagi para tenaga kesehatan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, Jumat (29/05/2020).

Menkeu menjelaskan, dengan menggunakan menggunakan pembelajaraan terkait penanggulangan dampak Covid-19, program ini juga mendukung kesiapan Indonesia dalam penyebaran penyakit menular di masa depan.

Program ini mencakup seluruh wilayah Indonesia, dengan penerima manfaat utama yaitu pasien yang mengunjungi rumah sakit dan fasilitas kesehatan, khususnya penduduk rentan dan berisiko tinggi. Seperti orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kronis, serta para tenaga kesehatan.

"Program ini merupakan kerja sama penting dengan pendanaan yang terkoordinasi bersama beberapa mitra, termasuk US$250 juta pendanaan bersama dari Asian Infrastructure and Investment Bank, dan pembiayaan paralel sebesar $200 juta dari Islamic Development Bank," kata Menkeu.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu, Kahkonen menganggap program ini sangat penting bagi negara-negara seperti Indonesia untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19.

"Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menghadapi COVID-19 dan mengurangi dampak pandemi ini pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial. Hal ini sangat penting bagi upaya yang berkelanjutan dalam mengurangi kemiskinan dan melindungi masyarakat Indonesia," kata Kahkonen.

Bank Dunia menyampaikan, pandemi virus corona dapat mendorong sebanyak 60 juta orang jatuh miskin. Peringatan itu mengisyaratkan pesimisme para ekonom tentang skala dan durasi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bank Dunia, yang memberikan pinjaman dan hibah kepada pemerintah negara-negara miskin, memperkirakan sejak sebulan lalu, tahun ini akan menandai langkah mundur dalam sejarah terkait kesenjangan, disebut pandemi 'kemungkinan akan menyebabkan peningkatan pertama dalam kemiskinan global sejak 1998' dalam pernyataan resmi pada Kamis (21/5/2020).

Ada perkiraan yaitu sekitar 49 juta orang akan jatuh ke tingkat kemiskinan ekstrem, di mana mereka harus hidup hanya dengan kurang dari USD 1,90 per hari atau sekitar Rp27.000.

Prospek yang memburuk disebabkan oleh tertutupnya berbagai aktivitas ekonomi dan "terhapusnya banyak kemajuan dalam pengentasan kemiskinan," kata Presiden Bank Dunia David Malpass dalam sebuah pernyataan.

Lonjakan kasus baru-baru ini di beberapa negara juga memaksa Bank Dunia untuk menerapkan apa yang disebut sebagai "respons krisis terbesar dan tercepat" yang pernah ada. Disebutkan upaya bantuan daruratnya telah mencapai 100 negara berkembang, yang merupakan rumah bagi 70 persen populasi dunia.

Bank Dunia bertujuan untuk membantu masyarakat rentan dengan memberikan hibah dan pinjaman kepada individu dan dunia usaha, serta menangguhkan pembayaran utang untuk beberapa negara termiskin di dunia. Secara keseluruhan, pihaknya telah berjanji setidaknya menggelontorkan sekitar USD 160 miliar atau Rp2,3 triliun untuk memerangi virus.

Pekerja migran di seluruh dunia kehilangan pekerjaan. Akibatnya, Bank Dunia memperkirakan pengiriman uang global, atau uang yang dikirim ke rumah untuk keluarga, dapat turun 20 persen, atau sekitar USD 100 miliar atau Rp1,4 triliun tahun ini.

Bulan lalu, Bank Dunia memperkirakan orang-orang di sub-Sahara Afrika yang paling terdampak. Saat ini, 39 dari 100 negara target Bank Dunia ada di sana, dan setidaknya 23 juta penduduk di wilayah ini diproyeksikan akan menuju kemiskinan ekstrem karena wabah virus corona.

Asia Selatan juga masuk dalam perkiraan Bank Dunia. Selain Nigeria dan Republik Demokratik Kongo, ekonom Bank Dunia mengatakan India, salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, diperkirakan jumlah warga miskinnya akan meningkat, dengan sekitar 12 juta orang yang terkena dampaknya.

Alhasil, Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia akhir pekan lalu telah menyetujui pendanaan sebesar 250 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk program Indonesia Covid-19 Emergency Response atau Tanggap Darurat Covid-19 di Indonesia.

Pendanaan ini akan mendukung Indonesia mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta meningkatkan tanggapan terhadap pandemi Covid-19. Program ini sekaligus akan mendukung penguatan sistem nasional untuk kesiapsiagaan kesehatan masyarakat.

“Pemerintah Indonesia menggunakan berbagai cara untuk mengurangi dampak terkait sektor kesehatan, sosial dan ekonomi akibat Covid-19. Dengan dukungan dari lembaga seperti Bank Dunia, kami berkomitmen untuk memperkuat kapasitas dalam hal pencegahan, pengujian, perawatan serta sistem informasi, dan pada saat yang bersamaan memastikan kondisi kerja yang aman bagi para tenaga kesehatan," kata Menkeu lagi.

"Kami juga menyambut baik upaya mitra pembangunan dalam memberikan dukungan pendanaan yang terkoordinasi serta kerja sama Bank Dunia dengan Asian Infrastructure Investment Bank dan Islamic Development Bank untuk program ini,” Sri Mulyani menambahkan.

Pendanaan ini, jelas Menkeu, difokuskan untuk memperkuat aspek-aspek utama tanggap darurat Indonesia terhadap pandemi Covid-19, termasuk melengkapi fasilitas rujukan Covid-19 di bawah Kementerian Kesehatan, meningkatkan persediaan alat pelindung diri (APD), memperkuat jaringan laboratorium dan sistem pengawasan, serta mendukung pengembangan dan penggunaan protokol untuk memastikan layanan yang berkualitas.

Dengan menggunakan pembelajaraan terkait penanggulangan dampak Covid-19, program ini mendukung kesiapan Indonesia dalam penyebaran penyakit menular di masa depan melalui pelaporan yang lebih baik dan sistem pengawasan yang lebih kuat.

Program ini akan mencakup seluruh wilayah Indonesia, dan penerima manfaat utama termasuk pasien yang mengunjungi rumah sakit dan fasilitas kesehatan, khususnya penduduk rentan dan berisiko tinggi seperti orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kronis serta para tenaga kesehatan.

Program ini merupakan kerja sama penting dengan pendanaan yang terkoordinasi bersama beberapa mitra, termasuk 250 juta dolar AS pendanaan bersama dari Asian Infrastructure and Investment Bank, dan pembiayaan paralel sebesar 200 juta dolar AS dari Islamic Development Bank.

“Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menghadapi Covid-19 dan mengurangi dampak pandemi ini pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial. Hal ini sangat penting bagi upaya yang berkelanjutan dalam mengurangi kemiskinan dan melindungi modal manusia Indonesia,” kata Kahkonen.

Sementara itu, Bank Dunia juga menyatakan mendukung peningkatan intervensi kesehatan masyarakat, serta berupaya untuk memastikan aliran pasokan dan peralatan penting, dan mendukung sektor swasta untuk terus beroperasi dan mempertahankan pekerjaan.

Selama 15 bulan, Bank Dunia akan mengerahkan hingga 160 miliar dolar AS dalam bentuk dukungan keuangan untuk membantu lebih dari 100 negara untuk melindungi penduduk miskin dan rentan, mendukung dunia usaha, dan meningkatkan pemulihan ekonomi. Adapun dukungan ini termasuk 50 miliar dolar AS sumber daya baru dari IDA dalam bentuk hibah dan pinjaman yang sangat lunak.

Sumber Foto: FMB9