- Oleh Jhon Rico
- Rabu, 4 Desember 2024 | 22:49 WIB
: Pimpinan Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Flores Timur, Petrus Pedo Maran, didampingi Nelwan Harahap, Tenaga Ahli Kepala BNPB, dalam Rapat Koordinasi Pemulangan Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, di Aula Setda Pemkab Flores Timur, Larantuka, Senin (2/12/2024). Foto: Patris L/Istimewa
Oleh Untung Sutomo, Selasa, 3 Desember 2024 | 18:33 WIB - Redaktur: Untung S - 245
Siaran Pers
Senin, 2 Desember 2024
tentang
Pemulangan Penyintas Erupsi Lewotobi Laki-Laki Dimulai 7 Desember 2024, Pemerintah Siapkan Program Pendukung
Larantuka, 2 Desember 2024 – Pemerintah Kabupaten Flores Timur akan mulai memulangkan penyintas akibat Bencana Alam Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 7 Desember 2024 mendatang. Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Pemulangan Pengungsi yang berlangsung di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Flores Timur, Senin (2/12/2024) yang juga berfungsi sebagai Posko Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Penjabat (Pj) Bupati Flores Timur, Sulastri H.I Rasyid, dalam Rapat menyarankan perlu adanya pendataan terlebih dahulu jumlah penyintas yang ada di tempat pengungsian agar dalam pelaksanaannya nanti, tidak ada kendala transportasi dan fasilitas yang disiapkan. Sedangkan untuk lokasi hunian tetap (huntap) harus ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK).
“Pemulangan pengungsi harus by name by address, lokasi huntap harus ditetapkan melalui SK dan harus direncanakan secara matang clean and clear, sehingga tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari,” tegas Sulastri setalah rapat koordinasi dibuka.
Sulastri juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri), instansi terkait dan para relawan yang sudah bersama-sama dalam misi kemanusiaan ini.
Rapat Koordinasi Pemulangan Pengungsi itu dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Flores Timur, Petrus Pedo Maran, dan membahas dua agenda utama, yakni pemulangan pengungsi dan penetapan lokasi hunian tetap.
“Sementara ini berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ada lima desa di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang rencananya dimulai proses pemulangannya,” kata Petrus Pedo Maran.
Direktur FPKP Kedeputian Bidang Darurat BNPB, Nelwan Harahap, dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pemulangan, seperti penyiapan cash for work untuk pengungsi, pemberian dukungan sembako untuk kebutuhan minimal selama tiga hari, serta dukungan tenaga kesehatan guna memastikan kesehatan masyarakat pasca-bencana.
Kesimpulan dari rapat menyatakan bahwa pemulangan pengungsi akan dilakukan berdasarkan Zona KRB (Kawasan Rawan Bencana) yang telah ditetapkan oleh BPBD. Wilayah dengan radius 7 km dari pusat erupsi dinyatakan sebagai zona merah yang tidak dapat dihuni.
Berikut adalah desa-desa yang terdampak erupsi dan masuk dalam Zona KRB (dilarang dihuni) yakni Desa Nobo, Dulipali, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru dan Nawokote.
Sementara itu, pengungsi yang berada di luar Zona KRB (bisa pulang secara mandiri) adalah Desa Pululera, Boru Kedang, Nurabelen, Hewa dan Nileknoheng.
Tahapan Pemulangan Pengungsi
Pemulangan warga yang berada di luar Kawasan Rawan Bencana akan dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut yakni sosialisasi yang dimulai pada 2 Desember 2024, rapat teknis dan sosialisasi lanjutan, kegiatan persiapan hunian di desa-desa sasaran, pendataan pengungsi dan calon penerima bantuan, operasi pemulangan yang akan dilakukan bersama stakeholders terkait, termasuk pemerintah daerah, BNPB, BPBD, lembaga teknis, NGO, serta relawan.
Program Dukungan Pemerintah untuk Pengungsi
Pemerintah Kabupaten Flores Timur berkomitmen untuk terus mendukung pengungsi setelah pemulangan. Bantuan yang disediakan oleh BNPB, Kementerian Sosial, serta lembaga-lembaga teknis terkait akan terus mengalir, bersama dengan dukungan dari NGO dan relawan yang terlibat.
Terkait dengan penetapan lokasi hunian tetap (huntap), proses negosiasi untuk empat lokasi yang akan dijadikan hunian pengungsi sedang berlangsung. Berikut adalah empat lokasi hunian tetap yang sedang dipertimbangkan yakni Kojarobet (15 hektare/Ha), Lewoloroh (20 Ha), Botongkarang (26 Ha) dan Nobolet (11,5 Ha).
Proses penetapan penerima hunian tetap akan dilakukan dalam dua tahap, dengan memperhatikan berbagai pertimbangan teknis dan sosial.
Rencana pemulangan pengungsi dimulai dengan sosialisasi kegiatan pemulangan di masing-masing pos lapangan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Forkopimda, BNPB, BPBD, serta NGO. Sosialisasi akan berlangsung mulai 2 Desember hingga 3 Desember 2024.
Tahap berikutnya, yaitu pembersihan rumah-rumah warga di desa-desa yang terdampak erupsi, akan dimulai pada 4 Desember hingga 6 Desember 2024, dan diikuti dengan rapat teknis untuk memfinalisasi rencana pemulangan. (Patris L/Sevi Belang)
***
Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur – Heronimus Lamawuran (Herry) (081239311500).
Dapatkan informasi lainnya di https://s.id/erupsilewotobi