[SIARAN PERS] RSUD Larantuka Hadapi Krisis Stok Darah A, Pendonor Diperlukan Segera

: Ibu Yosefina Nogo Hodo (50) penyintas korban erupsi Lewotobi Laki-Laki asal desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Flotim – NTT, Jumat (29/11/2024) melakukan komunikasi terkait anaknya penderita thalasemia yang sulit dapatkan pendonor di posko Pusat Komunikasi dan Informasi Poslap Lewoingu. Foto: Jonter Tim Pusat Komunikasi dan Informasi.


Oleh Untung Sutomo, Sabtu, 30 November 2024 | 09:20 WIB - Redaktur: Untung S - 1K


Siaran Pers

Sabtu, 30 November 2024

tentang

RSUD Larantuka Hadapi Krisis Stok Darah A, Pendonor Diperlukan Segera

Larantuka, 30 November 2024  – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka, Goris Koten, menyampaikan bahwa saat ini stok darah untuk golongan darah A di rumah sakit tersebut sangat terbatas.

Hal itu disebabkan oleh minimnya pendonor dengan golongan darah A, yang semakin mendesak di tengah situasi darurat akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang masih berlangsung. Oleh karena itu, pihak rumah sakit sangat mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan darah golongan A.

“Pasien thalasemia, yang juga menjadi penyintas erupsi Lewotobi, sangat membutuhkan transfusi darah. Kendalanya adalah pada ketersediaan pendonor golongan darah A. Kami berharap para pendonor bisa memberikan bantuan demi menyelamatkan nyawa pasien yang membutuhkan transfusi,” ujar Goris Koten saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (29/11/2024).

Goris Koten menambahkan bahwa layanan kesehatan untuk penyintas erupsi Lewotobi Laki-Laki di RSUD Larantuka diberikan secara gratis. Layanan ini mencakup semua biaya perawatan hingga ada keputusan lebih lanjut dari pemerintah. Sejak erupsi gunung Lewotobi, sudah tercatat lebih dari 30 pasien penyintas yang dirawat di rumah sakit tersebut dengan keluhan yang beragam, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dan masalah lambung.

“Kami berharap para pendonor golongan darah A bisa segera membantu kami. Setiap tetes darah yang disumbangkan akan sangat berarti bagi pasien yang membutuhkan, terutama bagi mereka yang terkena dampak erupsi,” tambah Goris Koten.

Salah satu pasien yang sangat bergantung pada transfusi darah adalah Emanuel Sufantri Tapun (16), seorang penyintas erupsi asal Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Sufantri telah menderita thalasemia sejak berusia empat tahun, dan setiap bulan harus menjalani transfusi darah. Namun, Sufantri sering kesulitan mendapatkan pendonor golongan darah A yang cukup.

“Ibu saya dan ayah saya harus menyiapkan dana lebih dari satu juta rupiah setiap bulan untuk biaya transportasi, makan, dan kebutuhan lainnya selama di rumah sakit. Meskipun biaya transfusi darah ditanggung BPJS Kesehatan, kami tetap kesulitan untuk mendapatkan pendonor darah A,” ungkap Sufantri.

Ibu Sufantri, Yosefina Nogo Hodo (50), yang juga seorang guru agama Katolik di SMPN 3 Wulanggitang, menceritakan bahwa mereka harus mempersiapkan segala kebutuhan untuk Sufantri selama menjalani transfusi. Tidak jarang, mereka harus menginap beberapa hari di rumah sakit sampai ada pendonor yang bersedia.

"Jika darah tidak tersedia, kami bisa berhari-hari menunggu di rumah sakit. Biaya terus bertambah, tetapi kami tetap beruntung karena Sufantri adalah peserta BPJS, jadi biaya transfusi tidak perlu dikeluarkan," jelas Yosefina.

Pada 19 November 2024, Sufantri kembali menjalani transfusi darah di RSUD Larantuka setelah diantar menggunakan ambulans dari pos lapangan Lewoingu. Empat kantong darah yang dibutuhkan bisa diperoleh berkat bantuan dua anggota TNI Angkatan Laut (AL) dan dua relawan yang menjadi pendonor sukarela.

Kisah keluarga Sufantri menggambarkan betapa pentingnya ketersediaan darah golongan A untuk menyelamatkan nyawa, terutama di tengah kondisi darurat seperti erupsi Lewotobi. RSUD Larantuka sangat berharap agar lebih banyak orang yang memiliki golongan darah A bersedia mendonorkan darahnya demi membantu pasien-pasien yang membutuhkan transfusi.

Dengan adanya krisis stok darah ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya mendonorkan darah, khususnya golongan darah A, untuk membantu sesama yang membutuhkan. Keikutsertaan dalam donor darah tidak hanya dapat menyelamatkan nyawa, tetapi juga menjadi bentuk solidaritas dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Flores Timur saat ini. (Sevi Belang/US)

***

Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur – Heronimus Lamawuran (Herry)  (081239311500).