- Oleh Jhon Rico
- Rabu, 25 September 2024 | 05:58 WIB
: Masyarakat membeli merchandise resmi PON XXI Aceh-Sumut di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Selasa (10/9/2024)/ Amiriyandi InfoPublik.
Oleh Jhon Rico, Selasa, 10 September 2024 | 19:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 165
Banda Aceh, InfoPublik - Pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024 bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September. Peringatan ini menjadi momen penting bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan semangat olahraga.
"Pembukaan PON kebetulan sangat bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional. Haornas itu sesungguhnya adalah memperingati PON perdana di Solo pada 9 September 1948. Jadi sangat bertepatan sehingga momentum bagi olahraga prestasi, tatapi seluruh aspek yang berkaitan dengan olahraga," kata Asisten Deputi Olahraga Masyarakat pada Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Suyadi Pawiro saat konferensi pers di Media Center PON XXI Banda Aceh, Selasa (10/9/2024).
Kemenpora pun sejak 2021 pun telah melakukan kolekting data terkait Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) yang terdiri dari sembilan dimensi diantarnya adalah dampak olahraga terhadap ekonomi, kesehatan dan kebugaran.
Penyelanggaran PON XXI di Aceh dan Sumut juga dapat memajukan perekonomian nasional dan provisi tempat penyelenggaraan pada khususnya.
"Tentu saja ini dampak dari partisipasi. Ada korelasi antara partisipasi dengan kesehatan, kebugaran, maupun ekonomi," terang dia.
Suyadi Pawiro menjelaskan, untuk dimensi ekonomi yang dipotret pada Indeks Pembangunan Olahraga untuk pengeluaran masyarakat konsumsi olahraga secara nasional rata- rata diangka Rp37 triliun lebih pada 2023.
Hal ini membuktikan bahwa spending atau pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan olahraga itu cukup tinggi. Ini belum termasuk data terkait dengan dampak ekonomi dari ivent atau kegiatan olahraga yang langsung atau tidak langsung.
Ia mencontohkan ketika gelaran Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 (F1H20) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba pada Februari 2023.
Dalam F1H20 tersebut, terang dia, langsung atau tidak langsung dampak ekonominya itu mencapai diangka Rp.293 miliar. Hal ini berasal dari transportasi, hotel, makanan dan lainnya.
Kemudian, pada ivent Borobudur Marathon 2023 itu dampak ekonominya itu mencapai diangka Rp.63 miliar.
"Hal ini belum termasuk dampak ekonomi masyarakat terhadap kegiatan olahraga yang tidak terlalu besar," terang dia.
Ia pun yakin bahwa Penyelanggaran PON XXI di Aceh dan Sumut berdampak positif pada ekonomi masyarakat diantaranya pelaku UMKM, penjual makanan dan lainnya.
Berdasarkan pantauan InfoPublik, gelaran PON XXI 2024 bukan hanya menjadi ajang unjuk prestasi bagi para atlet, tetapi juga mampu membawa rezeki bagi para pedagang di Aceh dan Sumut yang memanfaatkan momentum ini.
Sri Karyani (35) salah satu pedagang baju olahraga yang menjajakan dagangannya di halaman Gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan (Unimed) mengaku omsetnya bisa mencapai hingga Rp5 juta lebih per hari selama perhelatan PON.
Sri Karyani mengakui bahwa omset penjualannya bisa melonjak saat ada event besar seperti PON. "Biasanya per hari dapat Rp2juta, tapi saat event besar seperti PON, omset bisa lebih tinggi," jelas dia.
Hal senada pun diungkapkan Rahman Siregar yang menjual kaos di depan Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Pedagang asal Medan, Sumatera Utara itu mengaku dirinya sudah satu minggu lebih datang ke Aceh khusus menjual baju-baju PON dengan sablon nama di bagian belakang baju.
Pada pembukaan PON XXI di Aceh, dirinya mengaku kalau jumlah pembeli mengalami kenaikan dibandingkan hari biasa.
Ia memprediksi jika penjualan baju selama PON berlangsung bisa mencapai Rp10-20 juta dalam kurun waktu dua minggu.