Tujuh Petugas Pemilu Meninggal Dunia di NTT

: Pelepasan distribusi logistik Pemilu 2024 di Gudang KPU Kota Kupang, NTT, Selasa (13/2/2024). (Foto: ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)


Oleh Eko Budiono, Senin, 26 Februari 2024 | 15:40 WIB - Redaktur: Untung S - 1K


Jakarta, InfoPublik - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat hingga Minggu sore (25/2/2024), jumlah petugas penyelenggara pemilu di provinsi itu yang meninggal sudah bertambah menjadi tujuh orang.

“Terakhir bertambah satu orang, sehingga jumlahnya menjadi tujuh orang,” kata Anggota Komisioner KPU NTT, Baharudin Hamzah, seperti dilansir  ANTARA, Minggu (25/2/2024).

Hal itu disampaikan Baharudin, berkaitan dengan perkembangan petugas penyelenggara Pemilu 2024 yang meninggal mulai dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS ), dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). 

Baharudin mengatakan, terakhir yang dilaporkan meninggal dunia itu adalah anggota KPPS Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, bernama Laurensius Samun.

Laurensius Samun meninggal dunia pada Jumat (23/2) dinihari di Puskesmas Waipukang, setelah dirawat intensif sejak 16 Februari lalu usai melaksanakan tugasnya saat proses pencoblosan dan saat perhitungan suara.

Baharudin mengatakan, dengan tambahan petugas pemilu yang meninggal itu, maka kini terdapat empat petugas KPPS, dua petugas PPS dan satu orang petugas PPK yang meninggal dunia dalam pesta demokrasi itu.

Dua penyelenggara pemilu yang meninggal dari PPS adalah Aloysius Demo (57), Ketua PPS Desa Golo Nderu, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, yang meninggal pada Kamis (22/2).

Kemudian anggota PPS Kelurahan Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, atas nama Esra Grenigel Langare (20) meninggal pada Rabu (21/2) di RSUD Kalabahi Alor.

Kemudian Yohanes Baptista Atalawan Hayon (41), petugas PPK Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, meninggal pada Selasa (20/2) malam di RSUD Hendrik Fernandes Larantuka.

Tiga petugas KPPS yang meninggal yakni Ketua KPPS di TPS 07 Desa Bakiruk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, bernama Marselina Hoar. Kemudian petugas KPPS di TPS 03 Desa Bauho, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Antonio Silva Maia (54), dan anggota KPPS di Kabupaten Alor bernama Luther Manetlang (51) yang meninggal Kamis (15/2) atau sehari setelah melaksanakan tugas di Pemilu 2024.

Dia mengatakan, saat ini terdapat 198 petugas penyelenggara Pemilu yang masih dirawat intensif di sejumlah RS atau puskemas akibat sakit.
 
Sebelumnya, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menuturkan pihaknya  telah memberikan santunan kepada 20 orang petugas KPPS yang meninggal dari total 90 orang itu. Sementara sisanya masih dalam proses.

"Yang telah diberikan santunan sehubungan dengan meninggalnya atau wafatnya para petugas sebanyak 20 orang petugas TPS," katanya.

Berdasarkan surat Menteri Keuangan, biaya santunan bagi petugas KPPS yang meninggal dunia sebesar Rp36 juta dan Rp10 juta untuk bantuan pemakaman.

Hasyim  menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya para petugas KPPS. 
 
"Pada kesempatan ini, kami turut berduka cita kepada saudara kita para anggota TPS yang meninggal," ucap Hasyim.

"Dan kami mengucapkan terima kasih kepada keluarganya yang telah memberikan kesempatan kepada para almarhum pada pemungutan penghitungan suara 14 Februari," pungkasnya.
 
 
 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Sabtu, 7 September 2024 | 11:36 WIB
Jika Kotak Kosong Menang, KPU Siapkan Pilkada Ulang
  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 6 September 2024 | 06:27 WIB
KPU: 41 Daerah Miliki Calon Tunggal di Pilkada Serentak 2024
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 5 September 2024 | 11:54 WIB
KPU RI Lakukan Kebijakan Progresif selama Pendaftaran Pilkada Serentak 2024
  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 3 September 2024 | 09:04 WIB
KPU Kampanyekan Pilkada melalui Film