- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Selasa, 25 Maret 2025 | 14:52 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Pembukaan Forum Lintas Perangkat Daerah Kota Pontianak di Aula SSA Kantor Wali Kota Pontianak | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Rabu, 26 Maret 2025 | 05:00 WIB - Redaktur: Untung S - 90
Pontianak, InfoPublik – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan pentingnya penyusunan program pembangunan yang adaptif dan solutif untuk mengatasi tantangan kota, termasuk banjir, rob (genangan air laut), serta keterbatasan lahan pemakaman.
Hal itu disampaikan dalam Forum Lintas Perangkat Daerah Kota Pontianak, Selasa (25/3/2025), sebagai bagian dari persiapan Musrenbang 2026.
“Kita tidak bisa mengabaikan ancaman banjir, rob, dan intrusi air laut yang membuat air PDAM payau. Di sisi lain, pertumbuhan penduduk memicu krisis lahan, termasuk untuk pemakaman,” ujar Edi di Aula SSA Kantor Wali Kota.
Edi menjelaskan, Pemkot sedang menangani beberapa langkah konkret mulai dari pembebasan lahan makam dengan proses akuisisi lahan pemakaman baru sedang berjalan.
Kemudian penanganan banjir dan rob lewat perbaikan drainase dan koordinasi dengan pusat untuk proyek tanggul sungai.
Serta proyek Waterfront Sungai Kapuas. Pembangunannya dimulai dari Gang Kamboja hingga H. Mursyid yang akan dipercepat sebagai bagian dari solusi tata kelola air.
“Infrastruktur hebat harus seimbang dengan ekonomi warga. Jangan sampai pembangunan malah mengurangi daya beli,” tambahnya.
Menurutnya, kebijakan pembangunan Pontianak mengacu pada program nasional seperti Asta-Cita Presiden, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak sekolah serta Eliminasi TBC (zero TB) melalui layanan kesehatan terpadu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BAPPERIDA Pontianak, Sidig Handanu, menambahkan bahwa dari Musrenbang Kecamatan, terkumpul 377 usulan infrastruktur, 252 usulan pembangunan manusia, dan 307 usulan ekonomi. “Anggaran 2026 akan dialokasikan untuk mengakomodir usulan warga,” ujarnya.
Pemkot, katanya menargetkan empat indikator utama peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan pendapatan per kapita, penurunan angka kemiskinan serta pencapaian indeks keberlanjutan lingkungan.
“Jika semua terpenuhi, Pontianak Maju dan Sejahtera 2030 bukan sekadar slogan,” tegas Sidig.
(Jemi Ibrahim)