- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Jumat, 21 Maret 2025 | 16:59 WIB
: Praktisi Informatika dan Multimedia Ali Azyumardi Azra saat menyampaikan materinya dalam workshop statistik sektoral bagi mahasiswa STIKOSA AWS di Lt.4, Ruang Anjasmoro, Kantor Dinas Kominfo Jatim, Surabaya, Rabu (19/3/2025). Foto : Aldicke / JNR
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 20 Maret 2025 | 11:10 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 88
Surabaya, InfoPublik - Metode analisis sentimen dalam pengolahan data terbuka sangatlah penting. Hal tersebut disampaikan seorang Praktisi Informatika dan Multimedia Ali Azyumardi Azra saat menjadi pembicara dalam kegiatan workshop statistik sektoral bertajuk 'From Data to Information: Eksplorasi Data untuk Menghasilkan Informasi di Era Digital', di Lt.4, Ruang Anjasmoro, Kantor Dinas Kominfo Jatim Surabaya, Rabu (19/3/2025).
"Pemahaman yang baik tentang data sangat penting karena dalam analisis, setiap informasi harus memiliki dasar yang jelas dan tidak boleh dibuat sembarangan. Analisis sentimen membantu kita memahami opini publik terhadap suatu kebijakan. Dengan kategori positif, netral, dan negatif, kita bisa menarik kesimpulan yang lebih akurat dalam pengambilan keputusan,” jelas Ali, saat ditemui usai kegiatan.
Dalam dunia pemerintahan, Ali menerangkan, analisis data menjadi kunci dalam merancang kebijakan yang lebih efektif dan tidak hanya dibuat hanya berdasarkan faktor emosional.
"Manfaat analisis sentimen dalam dunia pemerintahan, pertama fungsinya adalah untuk membuat kebijakan. Karena setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah itu pasti tidak langsung secara emosional. Jadi harus ada yang namanya analisis," terangnya.
"Nah analisisnya itu menggunakan sentimen analisis. Jadi dengan sentimen analisis kita sudah mengetahui, misalnya tingkat kemiskinan yang ada di kota tersebut. Nah angka tinggi itu belum tentu sentimennya positif, bisa saja negatif. Kalau tingkat kemiskinannya tinggi, itu akhirnya kita bisa mencari kesimpulan. Kalau kesimpulannya kita harus berbuat seperti apa. Jadi dengan sentimen analisis itu mempermudah kita untuk membuat keputusan, kebijakan. Apakah ini kebijakannya ini dipertahankan atau diubah dengan patokannya analisis sentimen," sambung Ali.
Diketahui kegiatan workshop ini diikuti oleh 50 mahasiswa Ilmu Komunikasi STIKOSA AWS, Ali menyampaikan, sebagai mahasiswa komunikasi yang biasanya suka mengkritisi kebijakan publik maka kritikan tersebut juga harus ada dasarnya. Dasar itulah menggunakan analisis sentimen ini.
"Jadi nggak asal kritik. Kadang orang itu kan cuma asal ngomong, asal kritik, nggak ada solusinya. Nah dengan adanya sentimen analisis itu, mereka bisa mengkritik pemerintah dan ada memberi solusi. Itu yang penting. Jadi nggak asal ngomong," ujar Ali.
Kepada mahasiswa yang mengikuti workshop, Ia berpesan, supaya tidak terburu-buru dalam mengerjakan analisis data. Karena ada tahapan untuk membuat sentimen analisis yang pertama yaitu kita buka dulu datanya, kemudian ada pre-processing.
"Mahasiswa harus berhati-hati saat mengolah data karena kesalahan kecil, seperti perbedaan huruf kecil, dapat memengaruhi hasil analisis. Nah setelah datanya itu tidak rancu, baru kita analisis. Analisisnya itu adalah dengan menggunakan yang dasar ya, total jumlahnya, terus nilai terkecil, nilai terbesar, rata-rata. Nah kalau sudah ada nilai terbesar, terkecil, rata-rata, kita bisa cari patokan angka positif, angka sentimen positif itu berapa, angka netral berapa, angka negatif itu berapa," papar Ali.
"Setelah kita analisis, orang itu kan lebih suka kalau baca data itu secara visual. Jadi kita buat visualisasi datanya. Orang lebih mudah memahami, orang awam lebih mudah memahami data ketika ditampilkan secara visual," tambah Ali.
Dengan proses tahapan analisis sentimen ini, Ali mengatakan, harapannya supaya mahasiswa ketika bikin sebuah karya, ataupun skripsi tugas akhir itu tidak asal copy paste. Dengan materi ini setidaknya mereka tahu dasarnya untuk membuat data yang dia butuhkan, cara analisis data minimal secara sederhana.
Dalam workshop ini mahasiswa diminta menganilisis sentiman terhadap open data Jatim menggunakam machine learning berupa teknologi Chat GPT, Ali tetap menegaskan, yang menentukan patokan besar, kecil, netral, itu yang menentukan bukan komputer, namun manusianya sendiri yang menentukan.
"Nah, Chat GPT, machine learning itu hanya membantu untuk mengolah data supaya lebih cepat. Jadi untuk menentukan datanya seperti apa, itu ya kembali ke manusianya masing-masing. Komputer hanya menjalankan perintah secara cepat sesuai dengan instruksi manusia, seperti itu. Jadi semuanya kembali ke manusia masing-masing. Chat GPT, machine learning itu hanya alat, bukan penentu keputusan," tegasnya.(Mc.Jatim/Eyv)
Dengan materinya yang berjudul 'Analisis Sentimen Pemanfaatan Open Data Jatim Menjadi Insight dengan memggunakan Machine Learning', Ali berharap kepada peserta yang merupakan mahasiswa, supaya mereka setidaknya bisa menganalisis data setidaknya secara sederhana.
"Kemudian yang kedua, tetap pantau perkembangan teknologi karena perkembangan teknologi itu update-nya itu nggak satu hari, dua hari. Kadang per menit, per detik itu harus update teknologi. Dan yang ketiga, ketika kita membuat data itu kita tidak boleh ngawur. Semuanya itu harus ada dasarnya," pesan Ali.
Sebagai informasi, kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin. Selain Ali, hadir pula sebagai pembicara lainnya, Kepala Bidang Data dan Statistik Diskominfo Jatim, Imam Fahamsyah yang menyampaikan materi berjudul 'Pemanfaatan Portal Open Data Pemerintah Jawa Timur'. Dengan workshop ini diharapkan, pemanfaatan open data Jatim semakin luas digunakan masyarakat untuk kepentingan riset dan inovasi berbasis data terbuka. (MC Jatim-ida/cla-vin)