- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Jumat, 27 Desember 2024 | 20:22 WIB
: Budi Hartoyo, Alumnus Unair yang aktif jadi Penggerak Yayasan Sosial - Foto:Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 27 Desember 2024 | 17:35 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 76
Surabaya, InfoPublik - Budi Hartoyo, alumnus Universitas Airlangga (Unair), telah membuktikan bahwa seseorang dapat meraih karir yang gemilang di luar jurusan kuliahnya. Lulusan Program Studi Matematika, Fakultas Sains Teknologi (FST) Unair itu kini sukses berkiprah di bidang sosial.
Selama dua dekade terakhir, Budi menjadi sosok penting di balik Forum Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Kota Surabaya, sekaligus yayasan Bilyatimi Peduli Nusantara, Peduli Pendidikan, dan Yatama Saadah Barokah.
Semasa berkuliah, Budi tak jarang meluangkan waktunya untuk mengamati fenomena sosial di sekitar. Salah satu pengalaman yang membekas di hatinya adalah pertemuannya dengan anak-anak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sedang memilah sampah. Ia mengungkapkan bahwa kondisi tersebut belum pernah ia temui di kampung halamannya.
"Pemandangan itu membuat saya terenyuh. Di sana banyak anak yang tidak sekolah dan yang bersekolah pun terganggu belajarnya karena harus membantu orang tua. Dari situ, saya berinisiatif membuat kegiatan untuk membangkitkan semangat mereka supaya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik,"katanya, di Surabaya, Jumat(27/12/2024).
Budi memulai kiprahnya di bidang sosial sebagai relawan selama tiga tahun untuk memperkuat niat dan komitmennya. Pada tahun 2004, ia bergabung ke salah satu lembaga sosial untuk terjun langsung dan belajar dari pengalaman praktis.
“Selama tiga tahun itu, saya berusaha membantu semaksimal mungkin tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Kemudian, saya bergabung ke salah satu lembaga sosial untuk mempelajari dua hal penting, yaitu struktural dan kultural lembaga sosial itu bagaimana,” ujarnya.
Pengalaman tersebut menginspirasi Budi bersama rekan-rekannya untuk mendirikan sebuah yayasan yang dapat memberikan solusi nyata terhadap permasalahan masyarakat. Budi menjelaskan bahwa hal pertama yang harus diperhatikan dalam mendirikan yayasan adalah niat. Menurutnya, dalam situasi paling sulit sekalipun, niat yang kuat akan membantu seseorang untuk tetap bertahan.
"Intinya adalah bersikap responsif terhadap permasalahan di masyarakat. Ketika muncul masalah atau ketidakseimbangan di masyarakat, hal pertama yang perlu kita renungkan adalah, apakah kita bisa menemukan solusinya? Jika tidak, kita harus mampu memberikan nilai atau value. Prinsip inilah yang menjadi dasar utama dalam mendirikan yayasan sosial,"imbuhnya.
Tak hanya berfokus pada pendidikan, yayasan sosial yang Budi gagas juga berfokus pada pemberdayaan dan kemandirian masyarakat. Salah satu inisiatifnya adalah pemberdayaan usaha pengolahan ikan asap, yaitu grosir ikan Fresh Barokah. Tujuannya untuk membantu lembaga sosial tetap eksis sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Selama pandemi COVID-19, Budi bersama rekannya tetap aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Salah satu program inovasinya kala itu merupakan pelatihan budi daya ikan lele dalam ember dan pembuatan hidroponik. Inisiatif ini mengantarkan Budi meraih penghargaan Juara I LKS di tingkat Jawa Timur oleh Gubernur Jawa Timur, Dr HCUA Hj Khofifah Indar Parawansa, serta Juara II LKS di tingkat nasional dalam ajang Padmamitra Award.
“Di tengah pandemi, kami berusaha tetap eksis dan aktif menjalankan kegiatan sosial. Saya bersama rekan-rekan forum rutin mendatangi masyarakat yang membutuhkan bantuan selama dua kali sebulan. Kami juga berkolaborasi dengan berbagai pihak," tambahnya.
Sebagai penutup, Budi menyampaikan pesan bahwa segala kebaikan yang kita lakukan sekecil apa pun, tidak akan pernah sia-sia. “Sebagai umat beragama, kita harus terus berupaya memberikan dampak positif bagi masyarakat demi kemaslahatan bersama,”tambahnya. (MC Prov Jatim /hjr-mad/eyv)