- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Jumat, 27 Desember 2024 | 20:22 WIB
: ITS Ciptakan Alat Penjamin Mutu Radioterapi Fantom Antropomorfik - Foto: Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 27 Desember 2024 | 17:46 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 86
Surabaya, InfoPublik - Tim MedPhy.Edu dari Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika, Departemen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom Antropomorfik, alat untuk menguji dan menjamin mutu prosedur radioterapi. Sebagai aspek penting dalam kualitas pelayanan kesehatan, inovasi ini dirancang untuk mendukung kemandirian Indonesia dalam pengembangan alat kesehatan.
Ketua tim peneliti Prof Endarko MSI PhD menjelaskan bahwa Fantom Antropomorfik merupakan alat yang dirancang menyerupai struktur anatomi tubuh manusia untuk menguji, mengalibrasi, dan melakukan penjaminan mutu peralatan radioterapi dan radiodiagnostik. Alat ini biasa digunakan untuk menyimulasikan respons tubuh terhadap paparan radiasi yang memungkinkan tim medis dalam mendeteksi lesi atau tumor.
Guru Besar Teknik Fisika ITS itu mengungkapkan, saat ini di Indonesia kebutuhan fantom atau model tiruan ini masih bergantung pada produk impor yang harganya cukup mahal. Hal ini mendorong ia bersama timnya untuk menciptakan solusi yang lebih ekonomis dan mudah diakses. “Secara tidak langsung, pembuatan alat ini didorong oleh kebutuhan mendesak terhadap alat penjamin mutu di bidang radioterapi itu sendiri,” tuturnya, Jumat(27/12/2024).
Lebih lanjut, Endarko memaparkan bahwa produk ciptaannya ini dirancang dengan menggunakan bahan baku yang tersedia secara lokal sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan cepat dan efisien sesuai kebutuhan. Selain itu, langkah yang diambil oleh Endarko dan tim ini merupakan bentuk nyata dalam mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk impor untuk alat radioterapi.
Selain digunakan dalam radioterapi, fantom ini juga dapat dikustomisasi untuk mendukung penjaminan mutu dan kontrol kualitas citra pada radiodiagnostik. Hal ini menjadikannya sebagai alat yang multifungsi untuk berbagai kebutuhan medis, terutama dalam memastikan keselamatan dan kualitas layanan kesehatan.
Ke depannya, Endarko berharap akan hadir kolaborasi bersama berbagai pihak yang berkaitan dengan alat ini guna memberikan dampak positif yang lebih besar dalam meningkatkan standar layanan kesehatan di Indonesia. “Kolaborasi dengan berbagai pihak akan membuka peluang untuk pengembangan produk yang lebih inovatif, sekaligus memastikan fantom ini dapat diterapkan secara luas di fasilitas kesehatan,”tuturnya.
Melalui inovasi ini, ITS kembali menunjukkan komitmen dalam menjawab tantangan kebutuhan alat kesehatan modern, khususnya di bidang radioterapi. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan keahlian para peneliti, Endarko optimis bahwa pengembangan Fantom Antropomorfik dapat menjadi inspirasi bagi penciptaan teknologi lainnya di Indonesia.
Pengembangan alat uji ini juga sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-3 mengenai Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik. Dengan demikian, ini semakin memperkuat peran ITS sebagai perguruan tinggi yang berkontribusi besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat. (MC Prov Jatim /hjr-mad/eyv)